Semakin sempit arteri, berarti semakin tinggi tekanan darah manusia. Hipertensi akan membuat penderitanya mengalami berbagai masalah kesehatan lain, seperti masalah jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang umum diderita. Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak kasus hipertensi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dilansir dari Healthline, kondisi hipertensi dimulai dengan tanpa gejala. Artinya, penderita tidak merasakan gejala apa pun. Aktivitasnya berjalan normal.
Setelah beberapa periode waktu, efek tekanan darah tinggi baru terasa pada berbagai organ penting manusia, seperti jantung, otak, atau mata.
Baca juga: Seekor Anjing Selamatkan Nyawa Pemilik yang Terkena Stroke
Oleh sebab itu, melakukan deteksi dini itu penting. Mengukur tekanan darah secara teratur mampu memberikan pengetahuan tentang perkembangan tekanan darah.
Pengetahuan tersebut membantu setiap orang melakukan pencegahan awal.
Gejala Hipertensi
Perlu waktu bertahun-tahun untuk mendeteksi kondisi hipertensi yang parah, sehingga gejalanya dapat terlihat jelas.Meski begitu, hipertensi dapat dihubungkan dengan beberapa masalah-masalah kesehatan lain, seperti;
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Sesak napas
4. Nyeri di dada
5. Darah saat kencing
Apabila gejala-gejala tersebut cukup sering dialami, maka dibutuhkan perhatian atau intervensi medis. Walaupun gejala umum di atas tidak terjadi pada setiap penderita hipertensi, mengetahui kondisi tekanan darah tetap perlu dilakukan saat masalah kesehatan terjadi.
Membaca angka hipertensi
Mengukur tekanan darah secara teratur adalah satu-satunya cara efektif deteksi dini hipertensi.Nilai hasil pengukuran tekanan darah tinggi terbagi dua, yaitu:
1. Nilai tekanan sistolik: adalah angka pertama atau angka atas. Angka ini menunjukkan nilai tekanan arteri saat jantung berdetak dan memompa darah ke seluruh organ tubuh.
2. Nilai tekanan diastolik: adalah angka kedua atau angka bawah. Angka ini menunjukkan nilai tekanan arteri saat jantung di posisi rileks.
Ada 5 kategori nilai tekanan sistolik dan diastolik untuk mengukur kadar hipertensi seseorang.
1. Kategori pertama adalah sehat. Nilai pengukurannya adalah 120/80 milimeter merkuri (mm Hg).
2. Kategori kedua adalah tinggi. Nilai sistoliknya berada di antara 120 hingga 129 mm Hg. Nilai diastoliknya kurang dari 80 mm Hg. Cara terbaik mengatasi kondisi hipertensi kategori tinggi adalah perubahan gaya hidup.
Baca juga: Selain Memenuhi Gaya Hidup, Smartwatch Ini bisa Pantau Kesehatan
3. Level berikutnya, di atas level tinggi, adalah level yang sudah harus mendapat intervensi media. Dibutuhkan obat-obatan dan peran dokter saat sudah di atas level tinggi.
4. Level hipertensi stadium 1. Nilai sistoliknya antara 130 hingga 139 mm Hg. Angka diastoliknya antara 80-89 mm Hg.
5. Level hipertensi stadium 2. Nilai sistolik di angka 140 mm Hg ke atas. Nilai diastolik di atas angka 90 mm Hg.
6. Level krisis. Nilai sistolik di atas angka 180 mm Hg. Level ini membuat organ-organ tubuh terganggu. Sehingga sangat perlu dilakukan intervensi medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
