(PFA) bagi Relawan Psikososial UI Peduli yang diselenggarakan oleh Laboratorium Intervensi
Sosial dan Krisis, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, di Aula Gedung D Fakultas Psikologi UI, Depok, Senin, 15 Desember 2025.
Kegiatan ini bertujuan membekali relawan dengan pengetahuan dan keterampilan dasar
Psychological First Aid sebagai respons awal dalam situasi krisis dan bencana.
Sejak pagi hingga sore hari, para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, mulai dari pemaparan dasar-dasar PFA, sesi rawat diri dan teknik sederhana
pelepasan stres, hingga diskusi mengenai peran PFA dalam kerja-kerja kerelawanan.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si., Psikolog., menyatakan sudah sejak awal masa tanggap darurat, relawan UI Peduli sudah melakukan berbagai kegiatan untuk membantu penyintas di tiga provinsi, baik di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
"Pada intinya, UI mendukung penuh kegiatan kerelawanan di berbagai kebencanaan, baik melalui inovasi medis, teknologi, maupun sosial," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.
| Baca juga: Pasca Banjir Aceh, UIN Ar-Raniry Ambil Langkah Darurat Hentikan Perkuliahan Semester Ganjil |
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi UI, Dicky Chresthover Pelupessy, S.Psi,.M.D.S., Ph.D., dalam arahannya menyampaikan, dukungan psikososial kepada mereka yang terdampak bencana adalah salah satu pemenuhan kebutuhan dasar di masa tanggap darurat seperti dinyatakan dalam UU Penanggulangan Bencana.
"Oleh karena itu, menyiapkan relawan dari sivitas akademika yang dibekali keterampilan memberikan layanan dukungan psikososial adalah hal penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar bagi komunitas yang terdampak bencana," katanya.
Menurut Endang Mariani, koordinator relawan Psikososial Fakultas Psikologi UI, kegiatan yang merupakan program Laboratorium Intervensi Sosial & Krisis Fakultas Psikologi UI, diikuti oleh mahasiswa, dosen dan alumni UI dari berbagai fakultas.
"PFA ibarat kotak P3K Psikologis, yang 'built in' di dalam diri individu. PFA atau pendampingan psikososial bukan 'trauma healing' dan dapat diterapkan oleh seluruh relawan, bukan hanya oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Sebaiknya semua relawan yang turun di situasi kebencanaan dan krisis, dibekali dengan ketrampilan PFA, sehingga paham bagaimana berinteraksi dengan penyintas, agar tidak memperparah beban psikologis yang dialami sebagai dampak bencana," lanjut Endang.
Nathanael E.J. Sumampouw, M.Psi., M.Sc., Ph.D., Psikolog; Dr. Endang Mariani, M.Psi.; Rahmi Dahnan, S.Psi., M.Pd., Psikolog dan Amarina Aryanto, M.Psi., Ph.D., didampingi Dianti E. Kusumawardhani, M.Si., M.M., Ph.D., Psikolog sebagai Ketua Laboratorium Intervensi Sosial & Krisis, menjadi fasilitator dalam kegiatan ini.
Salah satu peserta, Rahma Wati, yang keluarganya terdampak bencana Sumatera, menilai bahwa pelatihan ketrampilan PFA sangat dibutuhkan.
"Keluarga saya terdampak. Bukan hanya kehilangan materi, namun juga kehilangan banyak kerabat yang meninggal dunia. Dalam situasi bencana, ketrampilan PFA sangat membantu untuk bersikap obyektif. Kehadiran relawan yang memberikan rasa aman dan penuh empati, adalah kehadiran yang menguatkan. Itu adalah inti PFA," ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan relawan UI Peduli dapat lebih siap secara psikologis dan
etis berbasis kearifan lokal, dalam memberikan dukungan psikososial kepada individu maupun komunitas yang terdampak situasi krisis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News