Berikut ini penjelasan tengtang ilmu pengetahuan yang berperan membuat vaksin covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Berikut ini penjelasan tengtang ilmu pengetahuan yang berperan membuat vaksin covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Mengenal Bioteknologi dan Bioinformatika, Cabang Ilmu Pengetahuan yang Berperan Membuat Vaksin Covid-19

Rona covid-19
Kumara Anggita • 01 September 2020 10:34
Jakarta: Salah satu hal yang kita butuhkan saat ini untuk mengatasi pandemi covid-19 adalah vaksin. Dan pengembangan vaksin ini berkaitan dengan berbagai cabang ilmu seperti bioteknologi dan bioinformatika.
 
Dan sekarang sepertinya Anda perlu untuk menggali lebih dalam tentang cabang ilmu ini, mengingat mereka berperan besar dalam pembuatan vaksin yang kita tunggu-tunggu.

Bioteknologi

Dikutip dari Britannica, bioteknologi adalah cabang ilmu yang menggunakan kemampuan mahluk hidup untuk memecahkan masalah dan membuat produk yang bermanfaat untuk manusia.
 
Bidang bioteknologi yang paling menonjol adalah produksi protein terapeutik dan pembuatan obat melalui rekayasa genetika.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mengenal Bioteknologi dan Bioinformatika, Cabang Ilmu Pengetahuan yang Berperan Membuat Vaksin Covid-19
(Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit. Head of Bioinformatics Department di Indonesia International Institute for Life-Sciences (i3L). Foto: Istimewa)

Asal mula bioteknologi

Sebenarnya orang-orang telah memanfaatkan proses ‘biologis’ untuk meningkatkan kualitas hidup sejak lama. Sekitar 6.000 tahun yang lalu ketika manusia mulai memanfaatkan proses biologis mikroorganisme untuk membuat roti, minuman beralkohol, dan keju, serta mengawetkan produk susu.
 
Namun pada 1960-an dan 70-an istilah bioteknologi akirnya untuk pertama kali diterapkan secara luas untuk memproduksi zat rekayasa genetika terutama untuk keperluan medis dan lingkungan.
 
 

 
Di bidang medis, bioteknologi dibuktikan dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin. Pada tahun 1982 insulin rekombinan menjadi produk pertama yang dibuat melalui rekayasa genetika yang mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
 
Dan sejak itu, lusinan obat protein hasil rekayasa genetika telah dikomersialkan di seluruh dunia.
 
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan seperti covid-19 yang sedang kita hadapi bersama.

Vaksin dan bioteknologi

Suvanna Visakha Wu, Seorang Volunteer Diagnosis Covid-19  FK Universitas Tarumanegara dan Alumni Jurusan Bioteknologi menjelaskan bahwa bioteknologi berperan untuk mendukung proses pelemahan virus agar bisa masuk ke tubuh manusia lebih aman.
 
“Vaksin tujuannya untuk memicu perkembangan antibodi terhadap suatu penyakit. Salah satu sumbernya adalah virus yang dilemahkan. Virus dilemahkan supaya pas masuk ke badan, enggak mematikan dan tubuh bisa terlatih buat memproduksi antibodi. Akan tetapi, seiring berkembangnya waktu, dibuat lebih aman,” paparnya pada Medcom.id
 
“Dari awalnya virus utuh yang dilemahkan, sampai cuma epitope (bagian virus yg dideteksi antibodi) saja. Nah perkembangan ini didukung sama studi di bidang bidang bioteknologi, termasuk biomedicine dan bioinformatics,” lanjutnya.
 
 
 

Cara kerja bioteknologi dalam vaksin covid-19

Suvanna kemudian menjelaskan skema dari European Medicines Agency and US Food and Drug Administration bahwa pengembangan vaksin memiliki beberapa tahapan seperti:

Analisis virus

Ini adalah tahapan pertama di mana mereka melihat dampak respons imun tubuh pada infeksi virus.
 
Mengenal Bioteknologi dan Bioinformatika, Cabang Ilmu Pengetahuan yang Berperan Membuat Vaksin Covid-19
(Suvanna Visakha Wu, Volunteer Diagnosis Covid-19 FK Universitas Tarumanegara dan Alumni Jurusan Bioteknologi. Foto: Istimewa)

Pengembangan vaksin

Mereka perlu melihat komponen-komponen apa yang perlu dimasukan ke dalam vaksin.

Percobaan pada binatang

Di sini mereka fokus pada efektivitas virus dan daya toleransi tubuh setelah diberikan vaksin.

Percobaan pada manusia

Vaksin akan dicoba pada relawan melalui tahapan yang bermacam-macam.
 
 
 

Approval

Ini adalah tahapan di mana vaksin akan diterima oleh berbagai lembaga sampai vaksin dianggap sudah siap untuk disebarluaskan.

Produksi massal

Vaksin yang sudah siap akan diproduksi ke masyarakat umum. “Setelah vaksin lulus uji klinis, vaksin akan diproduksi massal. Tapi pembuatan vaksin dari skala lab sampai skala industri juga perlu didevelop. Untuk upscaling, biotech juga berperan,” ungkapnya.
 
“Hasil yang diharapkan dari vaksin adalah orang-orang punya antibodi melawan covid dan mencangkup proporsi komunitas dalam suatu wilayah yang kebal terhadap penyakit ini. Ini disebut dengan herd immunity,” ujarnya.

Bioteknologi melibatkan bioinformatika

Dalam pembuatan vaksin, bioteknologi juga melibatkan ilmu bioinformatika. Menurut Dr. rer.nat Arli Aditya Parikesit. Head of Bioinformatics Department di Indonesia International Institute for Life-Sciences (i3L), bioinformatika adalah aplikasi sains data science terhadap ilmu biologi.
 
“Jadi merupakan kombinasi dari tiga ilmu, karena sains data sendiri adalah kombinasi dari IT dan statistika. Dalam konteks riset bioteknologi, bioinformatika bekerja di ranah yang paling hulu, atau paling awal,” jelasnya saat dihubungi Medcom.id.
 
“Dalam konteks pengembangan vaksin dan obat, di tahap awal, yaitu in silico, peneliti melaukan penapisan terhadap kandidat vaksin dan obat secara komputasi, yaitu melakukan simulasi biologis untuk mengecek apakah kandidat vaksin atau obat tersebut bisa memberikan efek yang diinginkan terutama di sel."
 
"Baru jika kandidat tersebut secara komputasi memberikan performans baik, bisa melanjutkan ke uji in vitro, in vivo, dan kemudian uji klinis. Jadi kami tidak melakukan pengujian di lab, tapi di komputer,” paparnya.
 
Ia menambahkan bahwa dalam konteks vaksin covid-19 ini, bioinformatisi akan memberikan dukungan kepada rekan di lab untuk mendesain alat diagnostik, obat, dan vaksin untuk covid. 
 
“Setelah desainnya matang, sesuai tahap yg dijelaskan diatas, maka adalah tugas mereka, terutama rekan di biomedik dan farmasi, untuk mengembangkannya di laboratorium,” paparnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif