FITNESS & HEALTH
Apakah Boleh Mengonsumsi Paxlovid selama Kehamilan?
A. Firdaus
Kamis 18 Desember 2025 / 13:36
Jakarta: Boleh mengonsumsi paxlovid selama kehamilan dan saat menyusui. paxlovid (Ritonavir-boosted Nirmatrelvir) adalah obat antivirus oral yang digunakan untuk mengobati gejala Covid-19 ringan hingga sedang pada dewasa dengan risiko tinggi penyakit berkembang.
Obat ini diberikan selama 5 hari dan efektif jika dimulai dalam 3 hingga 5 hari sejak gejala pertama muncul. Sebagian besar apotek memiliki paxlovid, tetapi memerlukan resep.
Dilansir dari BabyCenter, paxlovid bekerja dengan menghentikan virus COVID-19 berkembang biak di dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi gejala dan mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Banyak studi telah menunjukkan bahwa paxlovid aman untuk wanita hamil karena tidak menunjukkan risiko signifikan terhadap perkembangan bayi. Namun, paxlovid bisa memiliki efek samping ringan, seperti rasa pahit di mulut atau mual yang biasanya hilang dengan sendirinya. Jika mengalami efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi, segera hubungi dokter.
Penting untuk memulai pengobatan secepat mungkin setelah gejala muncul agar obat lebih efektif.
Remdesivir (Veklury) adalah obat antivirus lain yang disetujui FDA dan terbukti efektif dalam mengobati infeksi COVID-19 sedang hingga berat. Obat ini paling efektif jika dimulai dalam 7 hari sejak gejala pertama muncul.
Remdesivir umumnya diberikan kepada pasien rawat inap melalui infus selama 5 hari. Obat ini juga dapat diberikan secara harian di lingkungan rawat jalan melalui infus selama 3 hari. Studi menunjukkan bahwa obat ini efektif dan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.
Remdesivir sering digunakan untuk kasus yang lebih serius, di mana pasien memerlukan perawatan intensif. Infus ini dilakukan di rumah sakit atau klinik, di bawah pengawasan dokter, untuk memastikan keamanan.
Bukti dari penelitian menunjukkan bahwa Remdesivir tidak meningkatkan risiko komplikasi pada ibu hamil atau bayi, dan bahkan bisa membantu mencegah penyakit berkembang menjadi kritis. Namun, infus ini mungkin tidak nyaman, dan pasien perlu dipantau untuk efek samping seperti demam atau perubahan fungsi hati.
Obat antivirus oral lain untuk pasien COVID-19 disebut molnupiravir, tetapi tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan. Molnupiravir bekerja dengan cara yang berbeda dari paxlovid, tetapi studi awal menunjukkan potensi risiko terhadap perkembangan janin, sehingga dokter biasanya menghindarinya untuk wanita hamil.
Sebagai gantinya, Paxlovid atau Remdesivir lebih disukai karena profil keamanannya yang lebih baik. Penting untuk mendiskusikan semua opsi pengobatan dengan dokter karena mereka dapat menyesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan individu dan trimester kehamilan.
Dokter akan mempertimbangkan faktor seperti usia kehamilan, gejala yang dialami, dan riwayat kesehatan sebelum meresepkan obat. Selalu ikuti petunjuk dokter dengan tepat, dan jangan hentikan pengobatan tanpa nasihat medis.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Obat ini diberikan selama 5 hari dan efektif jika dimulai dalam 3 hingga 5 hari sejak gejala pertama muncul. Sebagian besar apotek memiliki paxlovid, tetapi memerlukan resep.
Dilansir dari BabyCenter, paxlovid bekerja dengan menghentikan virus COVID-19 berkembang biak di dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi gejala dan mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Banyak studi telah menunjukkan bahwa paxlovid aman untuk wanita hamil karena tidak menunjukkan risiko signifikan terhadap perkembangan bayi. Namun, paxlovid bisa memiliki efek samping ringan, seperti rasa pahit di mulut atau mual yang biasanya hilang dengan sendirinya. Jika mengalami efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi, segera hubungi dokter.
Penting untuk memulai pengobatan secepat mungkin setelah gejala muncul agar obat lebih efektif.
Remdesivir (Veklury) adalah obat antivirus lain yang disetujui FDA dan terbukti efektif dalam mengobati infeksi COVID-19 sedang hingga berat. Obat ini paling efektif jika dimulai dalam 7 hari sejak gejala pertama muncul.
Remdesivir umumnya diberikan kepada pasien rawat inap melalui infus selama 5 hari. Obat ini juga dapat diberikan secara harian di lingkungan rawat jalan melalui infus selama 3 hari. Studi menunjukkan bahwa obat ini efektif dan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.
Remdesivir sering digunakan untuk kasus yang lebih serius, di mana pasien memerlukan perawatan intensif. Infus ini dilakukan di rumah sakit atau klinik, di bawah pengawasan dokter, untuk memastikan keamanan.
Bukti dari penelitian menunjukkan bahwa Remdesivir tidak meningkatkan risiko komplikasi pada ibu hamil atau bayi, dan bahkan bisa membantu mencegah penyakit berkembang menjadi kritis. Namun, infus ini mungkin tidak nyaman, dan pasien perlu dipantau untuk efek samping seperti demam atau perubahan fungsi hati.
Obat antivirus oral lain untuk pasien COVID-19 disebut molnupiravir, tetapi tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan. Molnupiravir bekerja dengan cara yang berbeda dari paxlovid, tetapi studi awal menunjukkan potensi risiko terhadap perkembangan janin, sehingga dokter biasanya menghindarinya untuk wanita hamil.
Sebagai gantinya, Paxlovid atau Remdesivir lebih disukai karena profil keamanannya yang lebih baik. Penting untuk mendiskusikan semua opsi pengobatan dengan dokter karena mereka dapat menyesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan individu dan trimester kehamilan.
Dokter akan mempertimbangkan faktor seperti usia kehamilan, gejala yang dialami, dan riwayat kesehatan sebelum meresepkan obat. Selalu ikuti petunjuk dokter dengan tepat, dan jangan hentikan pengobatan tanpa nasihat medis.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)