Informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Bahaya Informasi yang Salah pada Kesehatan dan Pengambilan Keputusan Masyarakat

Rona covid-19
Yatin Suleha • 26 Agustus 2020 21:39

Bentang Febrylian, Pemeriksa Fakta dari MAFINDO mengungkapkan, “Informasi yang menyesatkan telah menjadi bagian dari dinamika bermedia-sosial, dan temuan bahwa 90 persen responden Klinik Misinformasi telah terpapar infodemi mengonfirmasi tingkat keterpaparan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap misinformasi.”
 
“Selama pandemi, Mafindo menemukan lebih dari 500 hoaks terkait covid-19 yang beredar di masyarakat. Maka dari itu dibutuhkan keseriusan dari pemerintah, elemen masyarakat, dan media massa untuk bersama meredam infodemi. Tentunya hal tersebut juga harus diikuti oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya berpikir kritis.”
 
Temuan lain dari responden Klinik Misinformasi, dalam segi usia, tingkat keterpaparan paling tinggi terjadi pada kelompok usia di atas 54 tahun, dengan jumlah responden yang terpapar misinformasi mencapai 100 persen. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kategori usia yang terpapar sangat tinggi lainnya adalah pengguna media sosial di rentang usia 0-17 tahun di mana tingkat keterpaparan mencapai 94 persen.  
 
Bahaya Informasi yang Salah pada Kesehatan dan Pengambilan Keputusan Masyarakat
(Dalam survei yang dilakukan oleh Klinik Misinformasi, sebanyak 9 dari 10 responden terpapar berita bohong dan menyesatkan. Temuan ini merupakan hasil uji keterpaparan lebih dari 5.000 responden terhadap misinformasi yang beredar selama pandemi. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
 
Selain itu, Klinik Misinformasi juga menghadirkan sebuah seri stiker WhatsApp yang dapat diunduh secara gratis di tautan bit.ly/StickerAntiHoax. Produk kreatif ini merupakan kerja sama Klinik Misinformasi dengan illustrator muda @shirohyde.
 
Ini sebagai upaya untuk memberikan dukungan kepada generasi muda untuk berani bersuara dan mengajak keluarga terdekat, komunitas dan lingkungan mereka menghindarkan penyebaran berita bohong dan menyesatkan.  
 
Untuk mengajak masyarakat waspada dan mengambil peran dalam mencegah penyebaran misinformasi covid-19 di media sosial dan aplikasi pesan instan, Klinik Misinformasi melakukan berbagai kampanye dan edukasi bersama mitra. 
 
“Untuk mengurangi penyebaran hoaks di sosial media dan platform mainstream, dibutuhkan sikap kritis terdapat informasi apapun yang didapatkan. Kita perlu mempertanyakan validitas informasi tersebut sehingga dapat mencegah penyebarannya.
 
Mari kita sadari bahaya penyebaran infodemi dan berkontribusi dengan menjadi ‘polisi’ di grup WhatsApp atau bahkan bersuara di media sosial kita dengan turut menyebarkan konten positif," tutup Yosi Mokalu, artis dan penggiat Gerakan Siberkreasi. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif