Informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Bahaya Informasi yang Salah pada Kesehatan dan Pengambilan Keputusan Masyarakat

Rona covid-19
Yatin Suleha • 26 Agustus 2020 21:39

 
Klinik Misinformasi sendiri merupakan sebuah kampanye kolaboratif yang didukung oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Ikatan Dokter Indonesia, Jaringan Gusdurian dan beberapa organisasi nirlaba lainnya. 
 
Gerakan ini bertujuan untuk memberantas berita bohong terkait covid-19 dengan cara mengedukasi pengguna internet agar bijak dalam mengonsumsi berita di dunia digital dan menghubungkan mereka dengan sumber informasi yang akurat dan terpercaya. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Temuan tersebut dibahas dalam sebuah diskusi webinar bertajuk Refleksi Infodemi di Masa Pandemi yang diinisiasi sebuah koalisi organisasi masyarakat sipil yang bergerak bersama dalam menghadapi infodemi di Indonesia.
 
Infodemi adalah tumpah ruahnya beragam informasi yang kebanyakan diantaranya tidak benar atau tidak dapat diverifikasi. 
 
Bahaya Informasi yang Salah pada Kesehatan dan Pengambilan Keputusan Masyarakat
(Survei dari responden Klinik Misinformasi kategori usia yang terpapar sangat tinggi lainnya adalah pengguna media sosial di rentang usia 0-17 tahun di mana tingkat keterpaparan mencapai 94 persen. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
 
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensejajarkan bahaya infodemi dengan pandemi karena informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19.
 
Dr. Jaka Pradipta, Dokter Spesialis Paru mengatakan, “Hoaks yang beredar di masyarakat menyasar pada isu pencegahan dan pengobatan covid-19,” katanya dalam acara yang sama.
 
“Membaca dan mendengar berita yang tidak terklasifikasi bisa menyebabkan seseorang keliru dalam mengambil tindakan pencegahan, sehingga membahayakan kesehatan dirinya dan orang lain, atau bahkan terlambat mendapatkan penanganan medis," katanya dalam acara yang sama.
 
"Jadi, masyarakat perlu sangat waspada dengan berita seperti klaim penemuan obat dan pencegahan covid-19 yang tidak didukung dengan bukti ilmiah,” pesannya.
 
 
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif