Banyak penelitian dilakukan dalam kasus covid-19. Salah satunya penemuan terbaru para peneliti yaitu covid-19 bertahan selama tiga minggu pada daging beku. (Foto: Pexels.com)
Banyak penelitian dilakukan dalam kasus covid-19. Salah satunya penemuan terbaru para peneliti yaitu covid-19 bertahan selama tiga minggu pada daging beku. (Foto: Pexels.com)

Covid-19 Bisa Bertahan Hidup di Daging dan Ikan Beku Selama 3 Minggu?

Rona covid-19
Kumara Anggita • 24 Agustus 2020 18:10
Jakarta: Informasi terkait covid-19 masih terbatas. Hal ini membuat banyak penemuan-penemuan baru yang perlu kita pertimbangkan setiap harinya.
 
Studi baru yang diposting di BioRxiv menunjukkan bahwa Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan orang terkena covid-19 bisa bertahan hidup di daging dan ikan beku dalam jangka waktu hingga tiga minggu.
 
Studi ini muncul dengan mengikuti studi lainnya dari Shenzen, Tiongkok yang menemukan bahwa ada materi genetik SARS-CoV yang merupakan virus tak hidup namun mampu bereplikasi pada permukaan sayap ayam yang beku. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kontributor Forbes, Bruce Lee yang ikut dalam kasus itu menekankan bahwa menemukan materi genetik pada permukaan makanan tidak sama dengan menemukan virus hidup yang mereplikasi. Pembedaan ini penting karena virus sangat berbeda dengan bakteri. 
 
Virus adalah sesuatu tidak dapat bertahan hidup sendiri tanpa inang hidup.
 
 
 

Penelitian untuk membuktikan kasus

Dikutip dari Forbes, untuk mendapatkan penerangan lebih lanjut, para peneliti dalam sebuah studi menginokulasi 500 potong dadu kecil salmon, ayam dan babi dari supermarket di Singapura dengan dosis partikel virus SARS-CoV-2 yang besar. 
 
Daging tersebut kemudian disimpan pada tiga temperatur berbeda antara lain 40 derajat Celsius, (pendinginan) -200 derajat Celsius, dan -800 derajat Celsius.
 
Setelah daging dicairkan pada beberapa hari setelah inokulasi (hingga 21 hari), para peneliti menemukan bahwa jumlah virus infeksius (virus yang mampu berkembang biak) tetap sama meskipun suhunya 40 derajat Celsius, -200 derajat Celsius atau -800 derajat Celsius. 
 
Penulis studi ini kemudian berhipotesis bahwa pekerja di pabrik pengolahan daging yang terpapar virus berpotensi menjadi vektor penyebaran virus. Oleh karena itu, keamanan pabrik mungkin perlu untuk dijaga.
 
Mengingat ini adalah informasi baru, orang harus paham bahwa informasi ini adalah sebuah teori. Ini adalah hipotesis yang telah diajukan oleh penulis, tanpa bukti pasti tentang transmisi.
 
 
 

Ini bukan mode penularan utama

Meskipun virus dapat bertahan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulis mengungkapkan bahwa cara ini mungkin bukan mode penularan covid-19. 
 
Namun ia berpendapat bahwa memang sumber makanan perlu menjadi perhatian. Ini mencakup kemanan pada kebersihan tangan pembersihan peralatan, bahan dan permukaan kontak makanan.

Makanan yang dimasak seharusnya tetap aman

CDC telah menyatakan bahwa saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa memproses makanan atau mengonsumsi makanan berkaitan dengan covid-19.
 
Selain itu, WHO juga telah mengeluarkan pernyataan tentang keamanan dan penanganan pangan yang menjelaskan bahwa sangat tidak mungkin orang dapat tertular covid-19 dari makanan atau kemasan makanan.
 
Bahkan jika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung virus menular, asam lambung Anda kemungkinan besar akan membunuh virus secara instan, menjadikannya tak berkembang dan membuat infeksi di dalam tubuh Anda.
 
Kalau pun ada yang terinfeksi, kemungkinan virus masuk lewat akses saluran hidung dan saluran napas bagian atas Anda saat Anda sedang makan. Jadi lebih berhati-hatilah di bagian sana. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif