Ketiga, ini membuat topik pendidikan menjadi prioritas. Karena sebelum itu pendidikan itu satu hal yang dikritik, apa yang dapat diperbaiki. Tapi pada masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, topik pendidikan menjadi meningkat pesat kepentingannya.
Sehingga inisiatif perubahan dan transforsmasi jadi utama, bukan hanya untuk pemerintah, tapi juga untuk orang tua, guru dan murid yang mengalami tantangan. Jadi topik pendidikan bagaimana proses pembelajaran yang terbaik itu menjadi topik yang
hot, topik yang mendorong perubahan yang mau kita lakukan.
Sekarang kita punya animo melakukannya lebih cepat, seperti kemerdekaan dalam ruang kelas, seperti digitalisasi platform digital yang bisa digunakan untuk menjadi sekolah, meningkatkan kemampuan kepemimpinan para guru dan lain-lain.
T: Segala penyesuaian yang dilakukan setengah terpaksa ini menjadi akselerasi Merdeka Belajar. Jika dikaitkan dengan dunia digital, kenapa konsep seperti ini yang diyakini sebagai konsep terbaik?
J: Ini bukan konsep terbaru, ini dari pendiri sistem pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara dan Presiden Soekarno pada saat itu. Di mana fokus daripada sistem pendidikan adalah kemerdekaan untuk berpikir, kemerdekaan untuk berkarya, untuk berdiri sendiri sebagai seorang individu dan dalam masyarakat.
Jadi sebenarnya kita kembali ke rencana awal dari pendiri bangsa kita. Jadi
Merdeka Belajar itu adalah satu kebijakan transformasi pendidikan yang holistik. Program-program kebijakan turunannya itu melengkapi. Tapi secara khusus seperti Kampus Merdeka, Merdeka Belajar ini merupakan satu lompatan yang seharusnya sudah lama kita lakukan.
Baca juga:
Jalan Gelap Disabilitas, Nyalakan Terang di Manchester
Artinya, kembali kepada memberikan kemerdekaan di setiap lini dan setiap sistem pendidikan. Saya ambil contoh otonomi di bidang pendidikan untuk menentukan apa priortias mereka, spesialis mereka dan proses pembelajaran yang mereka lakukan.
Kedua kemerdekaan para guru dan pengajar untuk memilih aspek kurikulum dan memodifikasinya untuk kebutuhan berdasarkan kemampuan dan minat masing-masing anak-anaknya. Kemerdekaan guru untuk maju lebih cepat atau lebih pelan, tergantung kemampuan muridnya, kemerdekaan untuk menggunakan anggaran sesuai kebutuhan.
Kemerdekaan untuk mahasiswa, dia mau belajar di dalam atau di luar kampus. Kebebasan dosen untuk bilang bahwa
passion-nya melakukan penelitian atau kontribusi di industri dan kemerdekaan untuk tidak mengorbankan kariernya, tapi minat dan bakat masing-masing.
Ada banyak aspek dari kemerdekaan belajar yang satu per satu kita tingkatkan agar ekosistem satuan pendidikan kita menghasilkan anak-anak yang juga merdeka, anak-anak yang otonom, anak-anak yang mandiri punya kreativitas dan berkolaborasi dan kemampuan berinovasi. Mana mungkin kita menciptakan anak-anak seperti itu, kalau sekolahnya sendiri tidak punya nilai-nilai tersebut.