Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: Zoom
Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: Zoom

Wawancara Khusus Mendikbudristek, Nadiem Makarim

Merdeka Belajar, Satu Lompatan yang Seharusnya Sejak Lama Dilakukan

Ilham Pratama Putra • 17 Agustus 2021 17:01

 
T:  Salah satu produk pandemi adalah serial Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Evaluasinya sejauh ini seperti apa? Kaitanya dengan HUT RI ke 76 seperti apa harusnya merefeleksikan semangat kebijakan dalam implementasi kemerdekaan?
 
J:  Ada beberapa pilar dari Merdeka Belajar, AN salah satunya. Kampus Merdeka dan ada beberapa yang benar menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pertama kali dana BOS itu dikalkulasi per murid jadi berbeda, per area.

Jadi area-area yang mempunyai indeks kemahalan yang lebih tinggi seperti daerah kepualauan seperti Papua, Maluku dan 3T itu mereka dana BOS-nya meningkat signifikan, ada yang sampai 50 persen ada 100 persen.
 
Ini adalah hal-hal yang menjelaskan keseragaman itu belum tentu keadilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu adalah prinsip utama yang kita gunakan untuk dasar kebijakan ini. Dan itulah contoh-contoh yang mau kita lakukan untuk mengakselerasi, afirmasi, mengejar ketertinggakan daerah 3T agar mereka punya kesempatan meraih posisi.
 
Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang kita lakukan di sana itu cukup luar biasa. Karena KIP-K itu hanya Rp2,4 juta rupiah per semester, tapi implikasi bagi sekolah dan prodi mahal, yang anak lulusan di situ akan mendapat posisi terbaik.
 
Tapi itu tidak menjadi kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu penerima KIP-K, karena terlalu mahal jadi banyak universitas yang tidak mau menerima anak-anak KIP-K. Tapi sekarang kita ubah, untuk prodi (akreditasi) A bisa naik hingga Rp12 juta rupiah, prodi B Rp4 juta.
 
Ini memberikan insentif besar buat anak-anak yang dari keluarga kurang mampu, lompat dalam sosial mobilitas dengan masuk program-program terbaik, program termahal. Jadi benar-benar kayak beasiswa full. Jadinya biaya tidak menghalangi lagi. Jadi ini perubahan besar dalam kebijakan anggaran kita. Jadinya saya cukup bangga dengan berbagai inisiatif tim kita, yang memegang asas-asas nilai Pancasila itu menjunjung tinggi dalam kebijakan kita.
 
T:  Bidang Riset dan Teknologi, dua bidang yang dekat di hati, dekat dengan latar belakang Mas Menteri. Bagaimana visi Mas Menteri, memerdekakan ristek, dan membesarkan ristek dan bagaimana ristek akan memberikan daya dukung bagi kemajuan Indonesia di masa yang akan datang?
 
J:  Kita jangan lupa sudah dibentuk Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). BRIN ini sebagai eksekutor utama dari strategi riset pemerintahan. Semua anggaran konsolidasi dari riset berbagai kementerian akan dipuasatkan di BRIN.
 
Priortias kami untuk menjalani kerja sama  dengan BRIN secara efektif. Memastikan bahwa kita bisa memberikan melayani BRIN dengan berbagai kebijakan, berbagai arahan dukungan dari  SDM perguruan tinggi untuk memastikn riset priortias yang dilaksanakan BRIN itu sukses, itu pertama.
 
Kedua yang kita lakukan mengikuti arahan Presiden, untuk fokus area-area jangan semua dikerjakan. Fokus pada area yang terpenting dan sering sekali di-mention Pak Presiden yaitu area green economy, bagaimana perubahan iklim pindah ke energi yang renewable, berkesinambungan.
 
 




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan