Selain itu, ada juga vaksin yang dianggap bisa memberikan antibodi terhadap covid-19. Meskipun memang, sampai saat ini vaksin untuk covid-19 sendiri masih belum ditemukan.
“Antibodi korona ini relatif singkat. Kalau kita di vaksin polio, antibodinya ini bisa ada bertahun-tahun. Bahkan kalau kita terinfeksi tipes, maka kita tidak akan tipes kedua kalinya,” ujar Prof. Pratiwi Sudarmono, Guru Besar dan Pakar Mikrobiologi Universitas Indonesia, dalam sesi wawancara eksklusif dengan media, Rabu, 2 September 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Dikatakan bagi mereka yang terkena covid-19 berat, kemudian sembuh maka antibodinya mungkin bisa bertahan lama," papar Prof. Pratiwi.
"Akan tetapi untuk OTG, antibodinya tidak terlalu lama. Dan memang sampai saat ini masih dilakukan penelitian untuk mengetahui perlu diberikan berapa kali pemberian vaksin jika nanti ditemukan vaksin,” tambah Prof. Pratiwi.
Menurutnya, penelitian tersebut sangat berguna untuk mengetahui apakah diperlukan pemberian vaksin lanjutan atau tidak.
“Kan harus dibooster lagi. Nah, kita belum mengetahui berapa lama booster tersebut diberikan agar antibodi cukup untuk melindungi tubuh dari infeksi,” ujar Prof. Pratiwi.
“Selain itu juga ada kemungkinan reinfeksi. Kejadian reinfeksi sudah pernah dilaporkan di beberapa publikasi dari Tiongkok. Ini sesuatu yang membuat kita tidak tenang, dan harus berpikir bahwa kita harus selalu waspada,” ujar Prof. Pratiwi.
Meskipun sudah ditemukan vaksin, Prof. Pratiwi tetap harus memerhatikan berapa lama antibodi akan menetap.
“Misalnya saja vaksin influenza, itu kan kita harus setiap tahun melakukan vaksin influenza. Dalam kasus influenza, kita tetap tidak mungkin kebal sekalipun sudah mendapat vaksin,” tutup Prof. Pratiwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)