Jakarta: Bell's Palsy merupakan manifestasi klinis dari kelumpuhan saraf ketujuh. Berhubungan dengan permasalahan saraf, tidak banyak yang mengetahui bagaimana cara penanganan yang tepat.
Mungkin Anda mengetahui beberapa cara penanganan tapi ragu untuk menjalankannya, karena berpikir proses yang dilalui cukup panjang. Namun, sebaiknya, tetap berpatokan pada keahlian tenaga medis atau para dokter.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebelumnya, teliti setiap gejalan yang Anda alami. Lalu, segeralah mencari pertolongan medis agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan pasti.
"Hal ini perlu dilakukan karena gejala kelemahan sesisi wajah yang timbul mirip dengan gejala stroke," ujar dr. Alifa Dimanti, Sp. S selaku Dokter Spesialis Saraf RS Pondok Indah-Puri Indah kepada Medcom.id di Jakarta.
Perlu segera dipastikan bahwa gejala yang dialami tersebut merupakan gejala Bell's Palsy, bukan stroke. Apabila keliru, maka penanganannya pun ikut menjadi salah.
Bedanya dengan stroke, gejala Bell’s Palsy tidak disertai dengan gejala motorik dan sensorik yang terjadi pada ekstremitas atau sejumlah sisi tubuh. Selanjutnya, kata dr. Alifa, untuk penanganan Bell’s Palsy biasanya meliputi terapi farmakologis.
"Baik untuk mengurangi atau menghentikan proses inflamasi dan kemungkinan penyebab (kadang didahului oleh infeksi virus), juga fisioterapi untuk mencegah terjadinya kontraktur pada otot-otot wajah," paparnya.
dr. Alifa menjelaskan, hampir sekitar 85 persen kasus Bell’s Palsy dapat sembuh sempurna dalam beberapa minggu. Akan tetapi, ada juga penyembuhan yang terjadi hingga sekitar enam bulan setelah terjadinya gejala. "Gejala sisanya dapat terjadi pada sekitar 15 persen kasus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)