Merasa ditolak bercinta memicu rasa tidak aman, jengkel, dan kemarahan dan berujung pada pertengkaran yang terus menerus. (Foto: Pexels.com)
Merasa ditolak bercinta memicu rasa tidak aman, jengkel, dan kemarahan dan berujung pada pertengkaran yang terus menerus. (Foto: Pexels.com)

Pakar: Jarang Bercinta Penyebab Pasangan Bertengkar

Rona seks dan kesehatan
Anda Nurlaila • 25 Februari 2019 18:32
Menurut Psikolog sosial dan ilmuwan di The Kinsey Institute, Amanda Gesselman, ada hubungan antara kepuasan atas kehidupan seks dan stabilitas hubungan.
 

Jakarta:
Ekspresi kasih sayang di antara pasangan berbeda-beda. Ada pasangan yang terlihat romatis meski di tempat umum sementara yang lain berbagi momen intim hanya di saat-saat tertentu.
 
Yang perlu diwaspadai pasangan adalah perubahan dalam frekuensi bercinta dapat berdampak buruk pada hubungan romantis paling erat sekalipun.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya jumlah aktivitas bercinta mengarah pada ketidakpuasan, ketegangan dan kemarahan di antara pasangan. Pada akhirnya bisa meledak menjadi pertengkaran hebat.
 
Ada beberapa hal yang penyebab jarangnya hubungan intim mengubah kesehatan. Otak akan melepaskan lebih sedikit bahan kimia "rasa bahagia" seperti dopamin, oksitosin, dan endorfin ketika pasangan berhenti berhubungan seks.
 
Jadi, kemarahan dan terpendam dan pertengkaran mungkin berhubungan dengan hormon dalam tubuh.
 
Tapi ada penyebab lainnya. Menurut Psikolog sosial dan ilmuwan di The Kinsey Institute, Amanda Gesselman, ada hubungan antara kepuasan atas kehidupan seks dan stabilitas hubungan. Dengan kata lain, seseorang lebih mungkin berpikir dan melakukan hal-hal negatif jika pasangan menolak bercinta.
 
Pakar: Jarang Bercinta Penyebab Pasangan Bertengkar
(Meski awalnya tidak mudah, berkomunikasi memungkinkan kedua pihak lebih jujur tentang keinginan masing-masing. Saling memahami di antara pasangan, pada giliriannya akan mengurangi adu argumen. Foto: Pexels.com)
 
(Baca juga: Bentuk Mr. P Bengkok, Bahaya atau Tidak?)
 
"Seseorang dapat menafsirkan penolakan sebagai sinyal bahwa pasangannya tidak lagi menganggap mereka menarik, tidak lagi menikmati seks dengan mereka, atau tidak lagi ingin bersama mereka, bahkan jika walaupun semua pendapat itu salah," kata Gesselman kepada Vice.
 
Merasa ditolak memicu rasa tidak aman, jengkel, dan kemarahan dan berujung pada pertengkaran yang terus menerus.
 
Jika salah satu kehilangan kesabaran, ketegangan dapat dia lampiaskan pada pasangannya. Solusinya? Bicaralah pada suami atau istri dan ekspresikan perasaan kecewa atau penolakan yang Anda alami.
 
Meski awalnya tidak mudah, berkomunikasi memungkinkan kedua pihak lebih jujur tentang keinginan masing-masing. Saling memahami di antara pasangan, pada giliriannya akan mengurangi adu argumen.
 
Setelah berdebat, saatnya memperbaiki dan merekatkan kembali asmara di kamar tidur. Jangan sungkan bereksperimen dan bertanya fantasi seksual pasangan saat bercinta.
 
"Banyak pasangan cenderung gagal melakukan hubungan intim kreatif," ungkap terapis seks Vanessa Marin kepada Vice.
 
“Kalian harus mencari dan melakukan sesuatu yang berbeda dalam hal bercinta. Tetapi sebagian besar pasangan sekarang kehilangan kreativitas dan berpikir seks hanyalah sesuatu yang itu-itu saja," ungkapnya.  
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif