Dokter Spesialis Anak bidang Nutrisi dan Metabolik di RS Pantai Indah Kapuk itu menjelaskan, pencegahan bisa dilakukan. Caranya, tentu dengan ada alat monitoring pertumbuhan dengan penimbangan berat badan, panjang badan, serta lingkar kepala anak.
Pemantauan itu harus dilakukan secara berkala atau tidak hanya satu kali. Akan tetapi, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, masalah yang sering terjadi di Indonesia adalah tidak banyak anak yang ditimbang sesuai standar secara rutin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sebab, paling tidak anak ditimbang 8 kali dalam 12 bulan. Lebih-lebih untuk panjang badan atau tinggi badannya dan ditimbang lebih dari 2 kali itu tidak sampai 100 persen. Bahkan masih ada yang tidak ditimbang sama sekali. Walaupun aneh, tapi ini masih nyata terjadi," jelasnya.
Setelah ditimbang dan mengetahui tinggi anak, tidak banyak pula orang tua yang memahami maknanya. Demikian juga tugas selanjutnya yang harus dilakukan dalam memantau tumbuh kembang anak.
"Hasil pengukuran ini harus kita taruh di dalam kurva pertumbuhan. Tujuannya untuk mendeteksi adanya faltering growth. Kemudian kalau anaknya pendek dan dari kurva pertumbuhan diperhatikan, apakah memang faktor generiknya pendek. Kita bisa deteksi dari kurva pertumbuhan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)