dr Erwinanto dari PERHI (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia) dan Presiden Direktur Menarni Indonesia, Reinhard Ehrenberger (Medcom.id/Kumara Anggita)
dr Erwinanto dari PERHI (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia) dan Presiden Direktur Menarni Indonesia, Reinhard Ehrenberger (Medcom.id/Kumara Anggita)

Mengapa Penderita Hipertensi di Indonesia Tidak Rutin Minum Obat?

Rona hipertensi
Kumara Anggita • 25 Februari 2020 10:06
Jakarta: Hipertensi adalah penyakit yang perlu dikontrol dengan mengonsumsi obat. Namun sayangnya, setengah dari penderita penyakit hipertensi di Indonesia tidak rutin atau tidak mengonsumsi sama sekali obat yang diperlukan.
 
WHO memperkirakan bahwa persentase jumlah orang dewasa yang memiliki peningkatan tekanan darah meningkat 8 persen pada 1995 menjadi 32 persen pada 2008. Sementara tak semua dari mereka mengontrol penyakit ini dengan tepat
 
Dokter Erwinanto dari PERHI (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia) menyebutkan bahwa dari data yang dia terima, tantangan paling berat adalah keteraturan seseorang untuk minum obat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) menunjukan bahwa yang penederita hipertensi yang rutin minum obat sebanyak 54,4 persen. 32,3 persen lainnya tidak rutin minum obat, dan 13,3 persen bahkan tidak minum obat sama sekali.
 
Menurutnya, banyak pasien yang berhenti konsumsi obat karena merasa bahwa badannya sudah kembali pulih. Tak hanya itu, mereka juga menganggap bahwa minum obat terlalu sering itu sama saja dengan memasukakan racun ke dalam tubuh.
 
Hal ini disayangkan karena tidak mengontrol hipertensi dengan tepat bisa memperburuk keadaan. Hipertensi yang tak dikontrol bisa pengaruhi jantung, otak, dan ginjal. 
 
“Impact paling besar terhadap jantung, otak, dan ginjal. Pada jantung ada sebuah studi, 80 persen (penderita) adalah pasien hipertensi. Diikuti di berbagai wilayah dunia, sebagian (penderita hipertensi) jadi jantung koroner dan sebagian stroke,” ujarnya.
 
“Sementara untuk gagal ginjal yang perlu cuci darah meningkat terutama setelah tekanan darah 140/90 mmHg,” lanjutnya.

Ada 5 jenis obat yang dikonsumsi penderita hipertensi yaitu antara lain: 

- ACE-I
- ARB
- Betablocker
- CCB
- Diuretic
- MRA
 
Dia menjelaskan bahwa rata-rata hipertensi tak bisa dikontrol oleh satu obat saja. Bisa dua atau lebih. Pemberian obat oleh dokter tergantung dengan kondisi pasien.
 
“Kalau pakai satu salah itu salah. Kalau bisa dua obat dalam satu kemasan. Karena biasanya oran lupa minum obat,” ujarnya
 
“Biasanya dimulai dari dua  obat,” tambahnya. 
 
Pastikan Anda mengecek tekanan darah Anda dan segera mengontrolnya bila sudah mulai tidak normal. Mulailah gaya hidup yang baik dan jangan lupa pula untuk minum obat secara teratur dan berkelanjutan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif