Pernyataan ini disampaikan oleh Prof L.A Lesmana Ph. D, Sp.PD, KGEH, FACP, FACG, FINASIM dalam talkshow "Hati-hati Kanker Mengintai Masyarakat Urban," di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Hasil data medical check up di RS Medistra tahun 2013 menunjukkan bahwa 56 persen dari 1.054 pasien memperlihatkan perlemakan hati yang disertai hipertensi dan kenaikan kadar lemak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Data juga menunjukkan bahwa 33 persen penderita kanker hati bukan disebabkan mengidap virus hepatitis B maupun C, namun dicurigai karena fatty liver.
Prevalensi perlemakan hati di Asia-Pasifik tahun 2013 menunjukkan Indonesia mencapai angka 30 persen, sementara dua negara Asean lainnya yaitu Malaysia dan Singapura ada di angka 17 persen dan 5 persen.
Perlemakan hati yang disertai peradangan dapat menyebabkan sirosis atau pengerasan hati yang dapat mengakibatkan kanker hati atau gagal hati dalam kurun waktu lima hingga tujuh tahun.
"Fatty liver tidak memiliki gejala yang detail. Biasanya ini menyerang orang yang mengalami obesitas. Mereka merasa begah atau keluhan dasar penyakit hati," ujarnya.
Sebagai bentuk pencegahan sekaligus pengobatan, fatty liver bisa dihindari dengan melakukan diet rendah lemak dan karbohidrat, serta olah raga secara teratur 30 menit sebanyak 5 kali seminggu.
Peningkatan aktivitas sehari-hari juga sangat disarankan. Jangan hanya duduk sepanjang hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ROS)