Dilansir dari Wikipedia, burnout adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974. Penelitian mengenai topik ini awalnya dilakukan dibidang pendidikan, terutama pada guru yang mengalami penurunan kinerja yang disebabkan oleh burnout.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dan kira-kira bagaimana ya mengetahui bornout yang Anda alami itu dari keluarga atau tidak? Dikutip dari Healthline, Pavan Madan, seorang psikiater anak dan remaja di California menjelaskan bahwa ada tiga gejala utama yang perlu diwaspadai seperti:
1. Merasa lelah secara fisik atau emosional
2. Tidak bisa menangani tugas biasa
3. Merasa mudah kesal
Ia mengungkapkan bahwa fenomena burnout ini sesungguhnya sudah banyak dialami sebelum pandemi.
“Survei tahun 2018 menemukan bahwa separuh dari semua orang tua mengalami burnout. Dan ini terjadi sebelum pandemi,” jelasnya.
Mengingat tingginya tingkat kebersamaan keluarga sekarang, masuk akal bila angka-angka tersebut meningkat jauh lebih tinggi.
Cari bantuan
untuk menghadapi masalah ini, Anda perlu lebih sensitif dengan diri sendiri. Perhatikan apakah Anda jadi semakin sering marah dan seperti kehabisan tenaga.“Ketika gejala burnout sedang hingga parah, pertimbangkan untuk mendapatkan konsultasi profesional dengan terapi keluarga, terapis individu, atau psikiater tergantung pada situasinya,” kata Madan.
Anda membutuhkan istirahat dan para ahli menekankan bahwa tidak apa-apa untuk menghormati kebutuhan Anda sendiri dan menyadari bahwa Anda mungkin memerlukan bantuan tambahan sekarang. Bila Anda khawatir keluar, bantuan ini bisa didapatkan dari profesional lewat online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)