Prevelensi perkembangan stunting menurun 47 persen dengan asupan telur setiap hari. Studi tersebut adalah uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan anak-anak berusia 6 hingga 9 bulan dari Equador, Amerika Selatan, di mana sekitar 23 persen anak-anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting dan sekitar 6 persen mengalami kekurangan berat badan.
Di sini, anak-anak secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberi makan satu telur setiap hari selama enam bulan, sedangkan kelompok lainnya tidak diberi makan telur (kontrol).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang diberi makan telur memiliki skor lebih baik dalam konteks usia dan berat badan daripada kelompok yang terkontrol.
Sebuah model intervensi telur mengungkapkan bahwa hal itu mengurangi prevalensi pertumbuhan kerdil sebesar 47 persen, sedangkan prevalensi kurus berkurang sebesar 74 persen dengan konsumsi telur setiap hari.
Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti mengatakan bahwa memperkenalkan telur pada menu anak-anak bisa menjadi cara yang sederhana dan murah untuk meningkatkan pertumbuhan anak yang mengalami stunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)