Setia Pramana. Foto: Istimewa (Setia Pramana)
Setia Pramana. Foto: Istimewa (Setia Pramana) (Setia Pramana)

Setia Pramana

Budaya Data menuju Era Society 5.0

Setia Pramana • 13 Maret 2022 11:46

Membentuk Masyarakat Sadar Data


Pembentukan sebuah komunitas, yang kemudian meningkat menjadi masyarakat dengan budaya data bukan hanya terkait dengan teknologi informasi, tapi diperlukannya perubahan mindset, perilaku (attitude) dari setiap anggota masyarakat. Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik untuk mendekatkan data kepadamasyarakat, seperti Gerakan cinta statistik, pembentukan 1000 desa cinta statistik (Desa Cantik) diseluruh penjuru Indonesia, serta didirikannya pojok statistik (statistics corner) di berbagai universitas.
 
Proses selanjutnya adalah bagaimana berbagai data dapat diakses dengan mudah oleh seluruh lini masyarakat. Berbagai website mengenai data telah tersedia, seperti situs BPS, informasi covid-19, kata data, data boks, satu data Indonesia, serta aplikasi AllstatBPS telah diluncurkan untuk mendekatkan seluruh informasi yang ada kepada masyarakat sehingga dapat digunakan dengan baik dan cepat.
 
Tidak hanya masyarakat, budaya data ini sangat penting baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Kebutuhan data untuk kebijakan dimulai dari pimpinan daerah yang kemudian diimplementasikan menjadi sebuah budaya bagi seluruh pimpinan di bawahnya serta staf.
 
Analisis dan kegiatan statistik diintegrasikan dalam setiap proses pengambilan kebijakan.
Tantangan lainnya adalah belum meratanya teknologi digital dan akses terhadap informasi di Indonesia (digital gap). Belum lagi beragam karakteristik geografis serta budaya masyarakat Indonesia. Pengembangan budaya data dapat dimulai dengan berbagai kegiatan berbasis kemasyarakatan dan kearifan lokal sehingga nilai-nilai budaya data dapat diterima dengan baik dan mampu digunakan dalam setiap kegiatan masyarakat.
 
Kesiapan memasuki Era Society 5.0
 
Terminologi Society 5.0 yang dicetuskan oleh pemerintah Jepang merupakan era di mana semua teknologi tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia. Teknologi komunikasi, Kecerdasan artifisial, big data, menjadi bagian dari kehidupan yang komponen utamanya adalah manusia dituntut untuk mampu memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, kreatif, mampu beradaptasi, dan menciptakan nilai-nilai baru dengan berbagai teknologi tersebut.
 
Pada Society 5.0 atau yang sering disebut juga dengan "masyarakat super cerdas" (super-smart society), budaya data menjadi kemampuan yang sangat diperlukan pada abad ke-21 ini. Budaya data akan mencakup berbagai keahlian (skills) yang diperlukan dalam society 5.0 seperti keahlian, creativity, critical thinking, information literacy, media literacy, dan technology literacy.
 
Siapkah kita memasuki era ini? Kemampuan berpikir secarastatistik menjadi literasi fundamental di abad 21 ini.
 
Seperti ungkapan yang disebutkan ahli statistik Samuel Wilks pada tahun 1951 yang merupakan ringkasan dari buku HG Wells:
 
"Statistical thinking will one day be as necessary for efficient citizenship as the ability to read and write."

 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar big data data center Era Society 5.0

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif