Sorotan muncul setelah beredar foto seekor gajah yang sedang menarik batang kayu besar di lokasi bencana. Penyanyi kelahiran Bandung itu merasa gajah dipaksa bekerja layaknya alat berat.
Dalam caption unggahannya, Sherina awalnya memuji semangat gotong royong masyarakat setempat. Ia mengakui respons cepat warga, namun tak setuju dengan cara yang melibatkan pemanfaatan gajah.
"The country, the government should be grateful (Negara, pemerintah seharusnya bersyukur) masyarakat sipilnya punya inisiatif, kepedulian dan jiwa kemanusiaan sebesar ini. Ini nilai plus sebuah negara lho. Gotong-royong bahu membahu dan sat set bergerak," tulisnya.
Baca Juga :
Anggota DPR Sindir Donasi Ferry Irwandi untuk Banjir Sumatera, Iga Massardi hingga Sherina Kesal
Pada unggahan selanjutnya, ia membagikan ulang beberapa pernyataan dari akun teman satu komunitas, @/indiradiandra dengan keterangan tegas sebagai bentuk penolakan.
“Gajah Bukan Alat Berat!,” bunyi pernyataan tersebut.
Di bawahnya, ia menambahkan pernyataan pedas yang menyiratkan rasa tak adil.
“Sudahlah manusia rusak rumah mereka, mereka pula yang harus membereskan semuanya.”
Tak hanya itu, Sherina juga membagikan “Surat Terbuka untuk BKSDA Aceh”. Surat itu dibuka dengan pernyataan resmi yang mengungkapkan kecemasannya.
“Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas penggunaan gajah untuk membantu pembersihan jalan pasca bencana di Aceh…”.
Dalam surat tersebut, ia menjelaskan mengapa gajah tak pantas dijadikan alat bantu. Ia ingin mengingatkan bahwa gajah adalah makhluk hidup dengan kecerdasan dan ikatan sosial, bukan sekadar mesin penarik.
“Namun, gajah bukan alat berat. Mereka adalah makhluk cerdas, sosial, dan penuh perasaan, yang justru selama ini paling terdampak ketika habitat mereka hilang dan terfragmentasi," jelas unggahan pelantun hit “Jagoan” itu.
Dalam unggahan yang dibagikan ulang, Sherina tak hanya mengkritik, tetapi juga mengajukan usulan konkret dengan memuat saran dari komunitas peduli satwa.
“Tiga poin solusi yang ia sampaikan meliputi yakni prioritaskan alat berat resmi dari instansi terkait seperti BPBD, PU, atau TNI. Kedua, libatkan relawan dan organisasi kemanusiaan. Ketiga, fokuskan BKSDA pada pemulihan habitat dan mitigasi konflik antara manusia dan satwa.”
Di akhir suratnya, ia turut menyampaikan harapannya.
“Kami yakin BKSDA Aceh memiliki niat baik yang sama: menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dan memulihkan daerah terdampak secepat mungkin. Karena itu, kami berharap rencana ini dapat ditinjau kembali demi kebaikan seluruh makhluk yang terdampak,” sambung unggahan Sherina.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
No Turning Back"">