Friday Talk Online IPB university membahas jejak sejarah Kasim Arifin. Dok Humas IPB
Friday Talk Online IPB university membahas jejak sejarah Kasim Arifin. Dok Humas IPB

Jejak Sejarah Kasim Arifin, Sang Pahlawan Pertanian di Kejauhan

Arga sumantri • 26 Desember 2020 14:02
Bogor: Institut Pertanian Bogor (IPB) University mengangkat kisah Ir Mohamad Kasim Arifin, alumninya yang dijuluki Pahlawan Pertanian di Kejauhan. Kasim pernah diberitakan hilang hingga akhirnya diwisuda setelah 15 tahun melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Waimital, Pulau Seram, Maluku.
 
Kisah Kasim pernah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul 'Seorang Petani dari Waimital'. Namun, buku ini sudah tidak dicetak lagi, bahkan sudah sulit ditemukan. 
 
Himpunan Alumni (HA) IPB University kemudian menulis kembali buku biografi refleksi tentang Kasim Arifin dan merancang sebuah film dokumenter dari buku tersebut. Upaya ini dilakukan untuk meneruskan semangat dan inspirasi dari Ir Kasim Arifin.

"Bapak Kasim mengingatkan kita bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, inilah yang disebut pembelajar tangguh," ungkap Rektor IPB University, Arif Satria, melalui keterangan tertulis yang dikutip Sabtu, 26 Desember 2020.
 
Baca: Kisah Tjutju Widjaja, Peraih Gelar Doktor di Usia 79 Tahun
 
Arif mengatakan, Kaim memiliki komitmen untuk memberikan manfaat di desa. Kasim belajar sekaligus memberikan inspirasi. Ia juga menggerakkan orang lain untuk berpikir dan bertindak sesuai yang dicita-citakan. 
 
"Hal ini sangat mahal dan akan terus menginsipirasi kita semua di IPB University," ujar Arif.
 
 

Menurutnya, banyak hal yang bisa dipelajari dari kisah Kasim Arifin. Kegiatan pengabdian bukan semata-mata belajar atau memberi di desa, tapi menginspirasi anak-anak desa terkait masa depan desa mereka. 
 
"Seperti yang dilakukan IPB University saat ini, yaitu fokus mengadakan kegiatan untuk desa-desa lingkar kampus. Salah satu tujuannya adalah untuk menginspirasi para pemuda desa agar bisa membangun desanya sendiri," tuturnya.
 
Arif mengaku sangat bangga dengan alumni dari IPB University. Menurutnya, sudah semenjak lama alumni IPB University selalu punya inovasi, integritas dan inspirasi. Hal inilah yang menjadi kekuatan utama lulusan IPB University untuk ikut serta membangun pertanian di Indonesia.
 
Arif berharap mahasiswanya bisa meneladani kisah Kasim Arifin melalui agenda inovatif pemberdayaan masyarakat yang dilakukan organisasi kemahasiswaan.
 
Baca: Cerita Penerima Beasiswa Erasmus, Pernah Gagal Berkali-kali
 
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HA IPB University Fathan Kamil menyebutkan, penerbitan buku Refleksi Kasim Arifin ini sebagai pengingat sekaligus teladan. Seorang figur teladan memberikan ilmunya untuk masyarakat desa. 
 
"Buku ini dihadirkan agar nilai kehidupan ini bisa hadir lagi bagi IPB University. HA berkeinginan agar terjadi proses transfer nilai ke generasi muda terkait karakter, sikap mental figur-figur alumni IPB University yang inspiratif," ucap Fathan.
 
 

Sang penulis, Razaini Taher, langsung mengunjungi Desa Waimital untuk mendapatkan informasi. Cerita langsung dari Desa Waimital, kata dia, menunjukkan Kasim bekerja bukan untuk dirinya, tapi untuk masyarakat. 
 
Di Waimetal, Kasim tinggal di bekas asrama transmigrasi, tidak punya rumah. Tidak pernah mengeluh, tidak pernah meminta. Bahkan, Kasim memiliki anak asuh yang dibesarkan dari remaja hingga menikah.
 
Baca: Akademisi Unpad Masuk 5 Besar Perempuan Berpengaruh di Dunia
 
Razaini mengatakan, Kasim berpuluh kilometer mencari air di dalam hutan. Setelah saluran air itu ada, harus dijaga, Kasim sendiri ke hutan malam-malam hanya demi memeriksa air. 
 
"Bang Kasim tidak pulang-pulang sampai dicari malam-malam ke dalam hutan. Ternyata beliau tersangkut di hutan terkena jeratan babi. Bang Kasim juga menjadi guru ngaji dan menginisasi pembuatan mushola pertama di Waimital," ungkap Razaini Taher. 
 
Penulis buku lainnya, Bayu Krisnamurthi, mengatakan, Kasim Arifin tidak pernah berniat untuk menginspirasi sejak awal. Selama 15 tahun mengubah nasib sebuah desa tanpa adanya gegap gempita. Cerita tentang sahabatnya itu adalah tentang kebaikan belaka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan