[Cek Fakta] Menag Yaqut Minta Polisi Jaga Masjid saat Ibadah Salat Tarawih untuk Cegah Radikalisme? Cek Faktnaya

Beredar tangkapan layar berita daring yang judulnya menarasikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta polisi menjaga masjid saat ibadah salat tarawih untuk mencegah radikalisme.
 
Tangkapan layar itu beredar di media sosial. Akun Facebook Sultan Sultan membagikan tangkapan layar tersebut pada Jumat, 1 April 2022. Narasi pada judul "Menteri Yaqut: Minta polisi jaga masjid saat tarawih untuk cegah radikaslime".

"Buntelan kentut, kurang kerjaan.!!" tulis akun Sultan Sultan.

Benarkah? Berikut cek faktanya.
 


 

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim pada tangkapan layar memperlihatkan artikel berita yang menarasikan Menag Yaqut meminta polisi menjaga masjid saat ibadah salat tarawih untuk mencegah radikalisme adalah salah. Faktanya, judul artikel yang beredar telah diedit. Tidak ditemukan artikel dengan judul seperti pada tangkapan layar yang beredar pada situs Merdeka.com. Tangkapan layar yang memperlihatkan Menag Yaqut muncul di sejumlah artikel, salah satunya berasal dari situs resmi Kemenag pada artikel berjudul "Tren Kasus Covid Turun, Menag Yaqut Minta Disiplin 5M Terus Diperkuat" diunggah Rabu, 3 Maret 2021.
 
Foto itu diambil fotografer Kemenag Rusydi. Pada artikel itu tidak ada pernyataan Yaqut meminta polisi menjaga masjid saat ibadah salat tarawih untuk mencegah radikalisme.
 


 

Melalui reverse image, foto identik ditemukan pada artikel Merdeka.com pada artikel-foto berjudul "Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Sambangi KPK" pada 3 Maret 2021. Foto diambil saat Yaqut menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kunjungan Menag menemui pimpinan KPK tersebut dilakukan untuk membahas sejumlah program dan melakukan koordinasi terkait pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Agama.
 

Kesimpulan:
Klaim pada gambar hasil tangkapan layar memperlihatkan artikel berita yang menarasikan Menag Yaqut meminta polisi menjaga masjid saat ibadah salat tarawih untuk mencegah radikalisme adalah salah. Faktanya, judul pada artikel yang beredar telah diedit.
 
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
 


 

Referensi:
https://kemenag.go.id/read/tren-kasus-covid-turun-menag-yaqut-minta-disiplin-5m-terus-diperkuat-25qw9
https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/1280900/20210303170021-menteri-agama-yaqut-cholil-qoumas-sambangi-kpk-001-nfi.html
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016.
 
Kami saat ini mengadakan survei/kuesionerbertujuan memahami perilaku dan preferensi audiens terkait konten cek fakta dari media/pers di Indonesia. Anda bisa mengisi survei melalui tautan link di bawah ini. Data Anda akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan guna keperluan penelitian.
 
Link survei: https://tinyurl.com/survei-audiens-cekfakta

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News