Suntikan interferon dan kapsul ribavirin menjadi salah satu pengobatan untuk penderita hepatitis C di Indonesia. Sayangnya, pengobatan menggunakan Pegylated Interfon memiliki efek samping yang tidak baik untuk penderita HIV dan harganya pun relatif mahal untuk sekali treatment.
Namun menurut Sindi Putri, Advocacy & Policy Officer Indonesia AIDS Coalition (IAC), ada obat baru yang lebih aman dan terjangkau untuk penyakit hepatitis C yaitu Sofosbuvir.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sofosbuvir sudah terbukti secara klinis yang sudah diuji WHO dan dapat bekerja dengan keberhasilan yang tinggi pada penderita HIV," ujarnya, saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Harga obat sofosbuvir versi paten memang sangat mahal dengan kisaran harga USD84.000. Akan tetapi, sofosbuvir kini telah hadir dalam versi generik yang sudah ada di India, Pakistan dan Mesir.
Kabar baiknya, IAC telah berhasil membawa masuk obat sofosbuvir generik tersebut bagi empat pasien pengidap Hepatitis C.
"Kami mengutus salah satu staf IAC, Irwandy untuk membeli obat tersebut di India karena kalau menunggu masuk Indonesia akan memakan waktu yang cukup lama," tambah Sindi, Selasa (18/08/2015).
Bermodalkan rekam medis milik keempat pasien Hepatitis C dan bantuan dari komunitas ODHA di India, tanggal 2 Juli 2015, Irwandy akhirnya mendapatkan obat tersebut dengan harga Rp 2,6 - 3,6 juta per botol (termasuk obat Ribavirin) untuk dikonsumsi selama empat minggu.
"Pengobatan sofosbuvir jauh lebih murah ketimbang Pegylated Interferon yang memakan biaya hingga 80 juta rupiah dalam sekali pengobatan," lanjutnya.
IAC secara konsisten memantau kesehatan sebelum dan sesudah pengobatan memakai sofosbuvir pada keempat penyandang Hepatitis C , Aditya Wardhana, Budi Risset, Ayu Oktariani dan Hages Budiman. Setelah satu bulan kemudian, pada 5 Agustus lalu, dilakukan pengecekan kembali berapa jumlah virus Hepatitis C pada mereka.
"Hasilnya luar biasa, ketiga pasien tersebut saat tes viral loadnya tidak terdeteksi lagi. Sedangkan Ayu yang juga pasien HIV sebelumnya mempunyai 4,8 juta virus Hepatitis C, sekarang jumlah turun jauh jadi 800-an saja," ungkap Sindi.
Memang tidak mudah memasukkan obat sofosbuvir versi generik ke Indonesia mengingat prosesnya akan begitu panjang. Namun, IAC sangat optimis sofosbuvir bisa beredar di Indonesia karena Kementerian Kesehatan yang ditemui bertepatan pada hari Hepatitis Sedunia, 28 Juli 2015, sudah berkomitmen untuk menyembuhkan jutaan pasien Hepatitis C di Indonesia.
"Iya benar, kemarin kami sudah bertemu dengan perwakilan kemenkes dan BPOM, mereka memang sedang dalam tindakan lanjut terkait ijin edar obat sofosbuvir ini di Indonesia. Tapi, kami akan tetap mengawalnya. Semoga obat ini segera beredar agar memudahkan penyembuhan para pasien Hepatitis C, " harap Sindi di akhir wawancaranya. (Sumarni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(AWP)