FITNESS & HEALTH
Kemenkes Fokus Eliminasi Hepatitis B dan C di Indonesia, Ini Alasannya
Medcom
Kamis 27 Juli 2023 / 17:13
Jakarta: Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah berupaya mengeliminasi hepatitis B dan C di Indonesia.
Hepatitis sendiri adalah peradangan pada hati atau liver. Peradangan hati ini umumnya disebabkan oleh suatu virus bernama virus hepatitis. Meski ada hepatitis A, B, dan C, tetapi yang ditekankan dalam Hari Hepatitis Sedunia ini adalah hepatitis B dan C.
"Hepatitis adalah peradangan hati yang sebagian besar penyebabnya adalah virus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia," kata Imran pada temu media secara virtual, Rabu, 26 Juli 2023.
Secara data yang dipaparkan pada temu media Rabu, 26 Juli 2023, pada 2019, sebanyak 298 juta orang terinfeksi hepatitis B di seluruh dunia. Pun, 58 juta orang di dunia mengidap hepatitis C kronik.
Lebih parahnya, di Asia Tenggara telah terjadi sekita 410 ribu kematian akibat hadirnya hepatitis B dan C. Menurut data global, lebih dari satu juta orang di dunia meninggal akibat terkena hepatitis B.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sudah ada 4,2 persen balita terinfeksi hepatitis B. Pada balita, tentunya dikhawatirkan hepatitis B ini bisa menjadi kronik.
Berdasarkan angka tersebut, saat ini Indonesia digolongkan sebagai negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah hingga tinggi. Hal ini dipastikan oleh Imran.
Kemenkes mengintervensi hepatitis melalui serangkaian program. Program tersebut mulai dari pola hidup bersih dan sehat (PHBS), pemberian vaksin hepatitis B, mencegah penularan dari ibu ke anak, notifikasi pasangan dan anak, uji saring infeksi menular lewat transfusi darah.
Tidak hanya itu, penerapan kewaspadaan standar. Selain itu, skrining hepatitis B pada seluruh ibu hamil yang mencapai 489 kabupaten/kota dengan jumlah peserta lebih dari 3,2 juta orang.
Lebih lanjut, Imran mengatakan program lainnya adalah pemberian obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B yang bergulir sejak 2022. Cakupannya pun pada 180 fasilitas kesehatan pada 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.
"Secara bertahap akan kami tambah supaya pada 2029, semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil," katanya.
Imran sendiri mengajak masyarakat untuk berperan aktif dan berkontribusi dari setiap individu sesuai dengan potensinya masing-masing. Menurutnya, badan kementerian tidak bisa bekerja sendiri, jika tidak ada keaktifan dari masyarakatnya.
"Pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak masyarakat untuk lebih terlibat di dalam kampanye kesadaran penyakit hepatitis Mari kita berbagi informasi yang benar tentang pencegahan hepatitis," pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hepatitis sendiri adalah peradangan pada hati atau liver. Peradangan hati ini umumnya disebabkan oleh suatu virus bernama virus hepatitis. Meski ada hepatitis A, B, dan C, tetapi yang ditekankan dalam Hari Hepatitis Sedunia ini adalah hepatitis B dan C.
"Hepatitis adalah peradangan hati yang sebagian besar penyebabnya adalah virus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia," kata Imran pada temu media secara virtual, Rabu, 26 Juli 2023.
Secara data yang dipaparkan pada temu media Rabu, 26 Juli 2023, pada 2019, sebanyak 298 juta orang terinfeksi hepatitis B di seluruh dunia. Pun, 58 juta orang di dunia mengidap hepatitis C kronik.
Lebih parahnya, di Asia Tenggara telah terjadi sekita 410 ribu kematian akibat hadirnya hepatitis B dan C. Menurut data global, lebih dari satu juta orang di dunia meninggal akibat terkena hepatitis B.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sudah ada 4,2 persen balita terinfeksi hepatitis B. Pada balita, tentunya dikhawatirkan hepatitis B ini bisa menjadi kronik.
Berdasarkan angka tersebut, saat ini Indonesia digolongkan sebagai negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah hingga tinggi. Hal ini dipastikan oleh Imran.
Kemenkes mengintervensi hepatitis melalui serangkaian program. Program tersebut mulai dari pola hidup bersih dan sehat (PHBS), pemberian vaksin hepatitis B, mencegah penularan dari ibu ke anak, notifikasi pasangan dan anak, uji saring infeksi menular lewat transfusi darah.
Tidak hanya itu, penerapan kewaspadaan standar. Selain itu, skrining hepatitis B pada seluruh ibu hamil yang mencapai 489 kabupaten/kota dengan jumlah peserta lebih dari 3,2 juta orang.
Lebih lanjut, Imran mengatakan program lainnya adalah pemberian obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B yang bergulir sejak 2022. Cakupannya pun pada 180 fasilitas kesehatan pada 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.
"Secara bertahap akan kami tambah supaya pada 2029, semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil," katanya.
Imran sendiri mengajak masyarakat untuk berperan aktif dan berkontribusi dari setiap individu sesuai dengan potensinya masing-masing. Menurutnya, badan kementerian tidak bisa bekerja sendiri, jika tidak ada keaktifan dari masyarakatnya.
"Pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak masyarakat untuk lebih terlibat di dalam kampanye kesadaran penyakit hepatitis Mari kita berbagi informasi yang benar tentang pencegahan hepatitis," pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)