"Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Demensia Alzheimer mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan secara terus menerus sangat penting,” tambah dr. Dodik.
Ketua Studi Neurobehavior PERDOSSI, dr. Astuti, Sp.S(K), mengatakan, penyakit Demensia Alzheimer memiliki faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti penyakit vaskular, metabolik, pasca cidera kepala, pendidikan rendah, dan depresi.
"Sedangkan faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu usia lanjut dan faktor genetik yaitu memiliki keluarga yang mengalami Demensia Alzheimer,” ujar dr. Astuti.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Selain mengetahui faktor risikonya, penting juga untuk menyadari bahwa Demensia Alzheimer bersifat kronis progresif, artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur. Sehingga deteksi dini sangat penting bagi penyakit Demensia Alzheimer. Dengan deteksi dini, pasien dapat lebih cepat ditangani sehingga kerusakan otak karena Alzheimer dapat diperlambat,” tutup dr. Astuti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
