Menurut National Library of Medicine, kanker ovarium adalah penyebab utama kematian pada wanita yang didiagnosis dengan kanker ginekologi. Ini juga menjadi penyebab kematian paling sering keliama pada wanita di seluruh dunia dan jenis kanker terbanyak ketiga yang diderita wanita Indonesia.
Kanker ovarium dapat lebih mudah diatasi jika terdeteksi sejak stadium awal. Sayangnya, kondisi ini justru lebih mudah terdeteksi ketika sudah ada pada stadium lanjut. Karena itu, para wanita penting untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter kandungan, terutama setelah memasuki masa menopause.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Ovarium
Secara umum, kanker ovarium terjadi ketika DNA di sel-sel ovarium mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi kemudian memberitahu sel untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat sehingga menciptakan massa (tumor) sel abnormal.Kendati demikian, hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut. Sejumlah ahli hanya menemukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker ovarium. Merangkum laman American Cancer Society, ini faktornya:
1. Berusia di atas 40 tahun
Risiko terkena kanker ovarium semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Kanker ovarium jarang terjadi pada wanita di bawah 40 tahun. Sebagian besar kanker ovarium berkembang setelah menopause dan setengah dari kasus kanker ovarium terjadi pada wanita berusia lebih dari 63 tahun.2. Tidak Pernah Hamil
Wanita yang tidak pernah mengalami kehamilan memiliki risiko kanker ovarium yang lebih tinggi. Selain itu, wanita yang baru hamil pertama setelah usia 35 tahun juga berpotensi lebih besar mengalami kanker ovarium.3. Menjalani Terapi Penggantian Hormon setelah menopause
Terapi penggantian hormon merupakan pengobatan untuk meredakan gejala menopause yang cukup berat dan mengganggu. Sayangnya, terapi ini justru dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada wanita.4. Memiliki Anggota Keluarga yang Menderita Kanker Ovarium atau Kanker Payudara
Kanker ovarium dapat diturunkan dalam keluarga. Risiko kanker ovarium dapat meningkat jika Ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda menderita (atau pernah menderita) kanker ovarium atau kanker payudara.Tak hanya itu, peningkatkan risiko penyakit ini juga bisa datang dari pihak Ayah.
5. Menderita Obesitas
Wanita yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) minimal 30 berkemungkinan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium, tapi belum tentu jenis yang paling agresif. Selain itu, kondisi obesitas juga berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup wanita dengan kanker ovarium.6. Merokok
Merokok dengan kanker sangatlah berhubungan. Sebab, dalam asap yang dihasilkan rokok terkandung sekitar 100 senyawa yang sifatnya memicu kemunculan kanker (karsinogen), penyebab mutasi (mutagen), dan sebagian promotor tumor. Oleh karenanya, wanita perokok lebih rentan terkena kanker ovarium.Gejala Kanker Ovarium
Gejala kanker ovarium terbilang sulit untuk dideteksi. Bahkan pada stadium awal, kanker jenis ini jarang menimbulkan gejala. Sementara pada stadium lanjut, gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain.Sejumlah gejala kanker ovarium antara lain:
1. Perut kembung
2. Sakit perut
3. Cepat kenyang
4. Mual
5. Sering buang air kecil
6. Sakit di punggung bagian bawah
7. Nyeri saat berhubungan seksual
8. Perubahan siklus menstruasi pada penderita yang masih mengalami menstruasi
9. Keluar darah dari vagina
10. Mengalami pembengkakan pada perut
11. Berat badan menurun
12. Mengalami gangguan pencernaan
13. Mudah lelah
Itulah faktor risiko dan gejala kanker ovarium yang harus Sobat Medcom ketahui. Jika Anda atau orang terdekat mengalami sejumlah gejala tersebut, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter agar tidak terlambat, ya!
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(SUR)