Gejala dari penyakit ini biasanya tidak langsung terlihat atau terasa saat pertama kali menyerang tubuh. Proses bertahun-tahun ini diawali dari nyamuk yang telah menggigit orang yang mengidap kaki gajah dengan adanya larva filaria dalam tubuh orang tersebut.
Kemudian, saat nyamuk itu menggigit orang lain, larva filaria pun ikut berkembang dalam tubuh orang selanjutnya. Perkembangan larva filaria menyebabkan pembengkakan pada kaki manusia yang terserang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, penyerangan nyamuk yang membawa larva filaria bisa dihindari atau dicegah dengan minum obat kaki gajah. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penguatan program pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonosis (P2PTVZ) Kemenkes, dr. Siti nadia tarmizi, M.Epid.
"Lima tahun itu dia (obat kaki gajah) memberikan perlindungan satu tahun terhadap cacing filaria. Selain memberikan perlindungan, dia menurunkan daya tahan tubuh kita kalau kegigit nyamuk, mikro filaria," ujar dr. Nadia di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat, 27 September 2019.
Obat tersebut diyakini bisa mengembangkan kekebalan tubuh. Pihak Kementerian Kesehatan membagikan obat secara gratis melalui Puskesmas, terutama di daerah endemis penyakit kaki gajah.
"Pembengkakakan terjadi karena sudah cacat, itu saluran limfa tertutup mikro filaria itu banyak sekali. Nah tentunya kalau kita minum obat itu bisa membuka lubang dan mikro filarianya bisa keluar tapi kecacatannya itu tidak bisa kembali," paparnya.
Apabila sudah terjadi pembengkakan, maka penanganan yang tepat hanyalah melakukan operasi. Mengonsumsi obat kaki gajah tidak bisa menyembuhkan orang yang telah menderita penyakit kaki gajah. Tujuannya, pencegahan.
"Yang sudah terinfeksi dia tidak mengobati gejala klinis yang disebut filarisis kronik. Dia harus operasi. Tapi kalau kaki satu ini sudah bengkak, maka tidak menutup kemungkinan kalau kaki yang satu lagi bisa terpapar juga. Makanya tetap harus mengonsumsi obat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)