Pandemi covid-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang sangat berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di Tanah Air, termasuk pada tenaga kesehatan. (Ilustrasi/Pexels)
Pandemi covid-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang sangat berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di Tanah Air, termasuk pada tenaga kesehatan. (Ilustrasi/Pexels)

Penelitian Mengenai Burnout Syndrome pada Tenaga Kesehatan

Rona pandemi covid-19
Raka Lestari • 05 September 2020 10:01
Jakarta: Pandemi covid-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang sangat berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di Tanah Air, termasuk pada tenaga kesehatan. Risiko yang paling kasat mata adalah aspek keselamatan tenaga kesehatan terutama di lini terdepan, yang sangat rentan terpapar virus covid-19 hingga berisiko mengancam keselamatan jiwa.
 
Tercatat sudah lebih dari 100 Dokter dan ratusan tenaga medis lain meninggal dunia karena terinfeksi covid-19 pada saat menjalankan tugas pelayanan kesehatan. Selain aspek keselamatan dan perlindungan dari infeksi, risiko lain yang juga sangat berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas pelayanan medis tenaga kesehatan kita adalah aspek kesehatan mental termasuk risiko burnout syndrome atau keletihan mental.
 
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Program Studi Magister Kedokteran Kerja – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan ternyata sebanyak 83% tenaga kesehatan di Indonesia telah mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat yang secara psikologis sudah berisiko mengganggu kualitas hidup dan produktivitas kerja dalam pelayanan kesehatan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Ketua Tim Peneliti Dr. dr. Dewi Soemarko, MS, SpOK, penelitian ini juga menemukan fakta bahwa Dokter Umum di Indonesia yang menjalankan Tugas Pelayanan Medis di garda terdepan selama Masa Pandemi covid--19 memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami burnout syndrome.
 
Dr Dewi menegaskan, tingginya risiko menderita burnout syndrome akibat pajanan stres yang luar biasa berat di fasilitas kesehatan selama pandemik ini dapat mengakibatkan efek jangka panjang terhadap kualitas pelayanan medis.
 
"Karena para tenaga kesehatan ini bisa merasa depresi, kelelahan ekstrim bahkan merasa kurang kompeten dalam menjalankan tugas, dan ini tentu berdampak kurang baik bagi upaya kita memerangi covid-19,” ujarnya dalam media briefing virtual mengenai penelitian tersebut, Jumat, 4 September 2020. 
 
 
 

Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa selain aspek proteksi keselamatan dan kesehatan fisik, manajemen rumah sakit, fasilitas kesehatan dan pemerintah harus mulai memprioritaskan aspek intervensi kesehatan mental seperti pendampingan dan konseling psikologis untuk tenaga kesehatan terutama yang bertugas selama masa pandemik ini.
 
Aspek lain yang juga harus di lakukan adalah menciptakan suasana aman dan nyaman bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan fungsi medis dengan menerapkan prinsip kedokteran okupasi yang komprehensif.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif