Tanda stres bisa dilihat dari respons tubuh terhadap aktivitas keseharian. Salah satunya, ketika bangun tidur merasa sangat pegal-pegal, berisiko menjadi tidak termotivasi melakukan kegiatan selanjutnya.
Kemudian, mudah lupa dengan kegiatan apa saja yang baru saja direncanakan dan tidak merasa puas dengan kondisi diri saat sedang berkaca di cermin. Maka demikian, melakukan me time adalah penting.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau tiga simptom ini mulai dirasakan, Anda atau kita semua sudah harus mencari waktu untuk me time. Kalau umat muslim punya waktu lima kali sehari dengan salat," ujar Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Efnie Indrianie, M.Psi. dalam Program SIAM (Sambut Iftar Ala Medcom), Rabu, 6 Mei 2020.
Apabila Anda berkeyakinan selain agama Islam, Anda bisa ambil waktu luang sejenak. Bisa dengan bermeditasi atau berdoa, menenangkan diri sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Me time dengan berdoa atau menengakan diri, kata Efnie, idealnya gelombang otak kita berada di gelombang alpha sampai tetha. Hal ini selayaknya orang meditasi kalau ambil dari sisi spiritual.
"Dalam kondisi yang betul-betul tenang. Teman-teman nasrani ada saat teduh atau waktu-waktu lain untuk beribadah," jelasnya.
Luangkan waktu untuk kita menenangkan diri, mengendalikan diri, menenangkan pernapasan. Bisa melakukan perenungan tentang apa saja yang sudah kita lakukan selama hari kemarin.
Proses me time ini diyakini Efnie sangat efektif dalam mengelola emosi di tengah pandemi seperti saat ini. Sebab, kalau diteruskan atau dipaksakan, maka akan menjadi berbahaya untuk emosional atau sisi psikologi.
"Semesta alam membuat suatu peristiwa, sudah ada suatu kesiapan. Tinggal strategi kita, apa yang bisa kita lakukan supaya kita bertahan dan survive dalam kondisi seperti sekarang ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)