DJ Deefo (Foto: Instagram @deefoundation)
DJ Deefo (Foto: Instagram @deefoundation)

Bali vs Jakarta: Mana yang Lebih Ramah untuk DJ?

Anggi Hasibuan • 22 Desember 2025 10:06
Bali: Nama DJ Deefo belakangan mulai mencuri perhatian, terutama di TikTok. Lewat potongan video pendek berisi storytelling personal, ia kembali mengangkat lagu-lagu yang sebenarnya sudah dirilis sejak beberapa tahun lalu. Responsnya datang bukan hanya dari pendengar Indonesia, tapi juga dari luar negeri, banyak yang baru menyadari bahwa musik house dan tech house yang mereka dengar dibuat oleh produser asal Indonesia.
 
DJ Deefo bukan nama baru di dunia musik elektronik. Ia sudah aktif sejak 2005 dan dikenal konsisten di jalur house music, mulai dari progressive house, tech house, hingga belakangan mengeksplorasi afro house. Sejumlah karyanya telah dirilis di berbagai label internasional, antara lain Dirty Bird, W.A.O Street Tracks, K.A.L.F, Freaky 909, dan Clip.art, label-label yang punya jejaring kuat di skena elektronik global.
 
Kalau ingin mengenal lebih dekat sound DJ Deefo, pembaca bisa mulai dari lagu “Can’t Love Somebody Else”, salah satu karyanya yang belakangan ramai diperbincangkan di TikTok. Lagu ini sering muncul dalam unggahan storytelling Deefo, dan menjadi pintu masuk banyak pendengar baru untuk mengenal musik house yang ia bawa.


 
Strategi Deefo memanfaatkan TikTok pun terbilang khas. Ia tidak mengejar viral semata, melainkan membangun kedekatan lewat cerita, tentang proses kreatif, latar belakang lagu, hingga perjalanan kariernya. Pendekatan ini membuat audiens merasa lebih terhubung dengan musik yang ia rilis.
 
Dari titik inilah, perbincangan tentang kota dan ekosistem musik menjadi relevan.
 

Bali: Ekosistem yang Lebih Terbuka

Berdasarkan pengalamannya, Bali memberi ruang yang lebih ramah bagi musik yang ia mainkan. House, tech house, dan afro house terasa lebih diterima oleh crowd di sana. Dalam setahun terakhir, Deefo rutin tampil di berbagai beach club, bar, hingga restoran di Bali.
 
“Musik gue lebih dapet tempatnya di Bali,” ujar Deefo. Menurutnya, DJ di Bali tidak selalu identik dengan club malam. Musik elektronik hadir sebagai bagian dari gaya hidup dari sore hingga malam hari, dari tempat nongkrong hingga tempat makan.
 
Faktor lain yang membuat Bali terasa berbeda adalah jejaring internasional. Banyak pengelola venue di Bali berasal dari luar negeri, begitu pula pelaku industri musik yang menetap atau singgah. Kondisi ini membuka peluang networking yang lebih cair dan organik.
 
“Ketemu orang luar negeri hampir tiap minggu,” kata Deefo. Dari pertemuan-pertemuan semacam itu, peluang kolaborasi sering kali muncul tanpa direncanakan.
 

Jakarta: Besar, Tapi Berkarakter Kuat

Jakarta tetap menjadi pusat industri hiburan dengan pasar yang besar. Namun, menurut Deefo, karakter crowd dan industrinya berbeda. Selera audiens lebih tersegmentasi, dan ruang untuk musik elektronik tertentu terasa lebih selektif.
 
“Beda vibe-nya,” ujarnya. Jakarta bukan kota yang tertutup, tetapi memiliki ritme dan kecenderungan sendiri. DJ dan produser perlu lebih menyesuaikan diri dengan tren dan kebutuhan pasar yang cepat berubah.
 


 

Kota yang Membentuk Arah Musik

Bagi Deefo, lingkungan tempat tinggal ikut memengaruhi arah musikalnya. Dari awal karier yang lekat dengan progressive dan tech house, kini ia banyak mengeksplorasi afro house—pergeseran yang, menurutnya, sangat dipengaruhi oleh suasana dan crowd di Bali.
 
Crowd, venue, dan suasana kotanya ngaruh ke sound,” ujarnya. Musik, bagi Deefo, tidak tumbuh di ruang hampa. Ia berkembang lewat interaksi dengan audiens dan ruang tempat musik itu dimainkan.
 
Keputusan Deefo menetap di Bali kini bukan sekadar strategi karier. Ia sudah pindah secara permanen bersama keluarga. Anaknya bersekolah di Bali, dan kehidupan pribadinya kini menyatu dengan ritme pulau tersebut.
 
Lewat media sosialnya, Deefo juga kerap membagikan momen anaknya yang penasaran dengan dunia DJ. Bukan untuk mengejar sensasi, melainkan memperlihatkan bagaimana musik elektronik bisa hadir sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
 
Pengalaman DJ Deefo menunjukkan bahwa karier DJ tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis dan karya, tetapi juga oleh konteks kota tempat ia berkembang. Bali dan Jakarta menawarkan jalur yang berbeda, dengan peluang dan tantangan masing-masing.
 
Alih-alih mempertanyakan mana yang lebih unggul, pertanyaan yang lebih relevan mungkin adalah: kota mana yang paling sesuai dengan visi dan karakter musik seorang DJ?
Bagi DJ Deefo, untuk saat ini, jawabannya adalah Bali
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan