Ilustrasi-Freepik
Ilustrasi-Freepik

Prosedur yang Harus Dilakukan Setelah Melakukan Transplantasi Ginjal

Rona kesehatan ginjal
Raka Lestari • 12 September 2020 08:08

Jakarta: Sebagaimana semua tindakan medis lainnya, tindakan transplantasi ginjal juga memiliki risiko. Risiko atau komplikasi tersebut dapat terjadi segera setelah tindakan, namun juga dapat  terjadi beberapa lama kemudian setelah tindakan.

“Pasca prosedur transplantasi ginjal, diperlukan pemantauan yang ketat untuk menilai adanya risiko penolakan organ. Pasien resipien transplan diberikan obat-obat penurun sistem imun dan ditempatkan pada ruangan khusus untuk mengurangi kemungkinan infeksi,” jelas Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Penyakit Dalam  FKUI-RSCM, dalam Virtual Media Briefing mengenai Penyakit Ginjal Kronik.

“Dokter akan melakukan penilaian waktu dan jumlah urine awal untuk menilai fungsi ginjal baru ini.   Selanjutnya, diperlukan pemantauan lain pasca operasi dari indikator jantung dan pembuluh darah serta keseimbangan cairan. Bila terdapat penyakit penyerta, hal tersebut akan turut pada periode ini,” tambah dr. Bonar. 

Dr. dr. Dita Aditianingsih, Sp.An-KIC, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Intensive Care FKUI-RSCM juga menambahkan, dalam menjalankan perawatan pasca prosedur untuk individu penerima (resipien), terdapat 3 aspek yang krusial untuk dipantau. Yaitu keluhan pasien, volume cairan yang keluar dan masuk tubuh pasien serta fungsi jantung dan pembuluh darah, dan tanda-tanda penolakan akut.

“Pemantauan lanjutan dapat dilakukan melalui pemeriksaan penunjang, seperti radiologi dan lab. Serangkaian prosedur di bidang anestesiologi, mulai dari proses sebelum operasi, saat operasi, maupun sesudah operasi, dapat menjamin kesintasan organ donor dan pasien dalam jangka panjang,” ujar dr. Dita.

 

Transplantasi ginjal adalah prosedur pembedahan untuk memindahkan ginjal yang sehat dari seseorang, baik dalam keadaan hidup atau setelah meninggal dunia, kepada seseorang yang ginjalnya tidak lagi berfungsi dengan baik.

Dua buah ginjal yang berada di tiap sisi tulang belakang dan di bawah tulang rusuk, berperan   untuk menyaring dan  membuang zat sisa, mineral, dan cairan dari darah melalui urine. Ketika suatu penyakit menyebabkan ginjal tidak mampu menyaring cairan dan limbah ini, terjadi penumpukan cairan zat berbahaya dalam tubuh.

Apabila ginjal tidak mampu lagi menopang fungsi utamanya dalam tubuh, maka dibutuhkan terapi pengganti ginjal. Saat ini, terdapat tiga pilihan terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis (cuci  darah), peritoneal dialysis, dan transplantasi ginjal. Pada individu yang tepat, transplantasi ginjal merupakan pilihan terbaik untuk mengobat penyakit ginjal tahap akhir.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif