Jakarta: Stres diketahui dapat memicu beragam penyakit. Bukti penelitian terbaru mengaitkan tingkat tinggi hormon stres kortisol dengan penyusutan otak dan gangguan ingatan pada orang dewasa paruh baya yang sehat.
Selain itu, efek stres lebih terlihat jelas pada wanita daripada pria. Emosi negatif dan kelelahan mental dapat meningkatkan stres.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Meskipun otak Anda telah berevolusi dari waktu ke waktu, kehidupan masa kini jauh lebih cepat daripada kemampuan otak untuk beradaptasi. Ini sering berakhir dengan waktu yang dirasa terlalu sedikit untuk mengatasi apa yang terjadi di kehidupan hingga menambah kurangnya kendali atas hidup kita.
Kurangnya kontrol yang dirasakan telah terbukti menjadi sumber stres yang sangat besar. Ada tiga hal yang paling sering menjerat otak Anda sehingga menimbulkan beban pikiran yang berujung pada stres yaitu masalah fokus, ketakutan dan kelelahan.
Stres lebih sering menyerang kaum hawa. Menurut sebuah survei American Psychological Association, wanita mengalami tingkat ketegangan yang lebih tinggi daripada pria dan terkadang berkaitan dengan masalah fisik dan emosional. Stres berlebihan dapat menyebabkan penyakit kronis.
Tekanan jangka panjang di rumah dan pekerjaan, ditambah stres akibat peristiwa yang traumatis hampir dua kali lipat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 pada wanita yang lebih tua. Wanita juga rentan terhadap masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh stres seperti depresi dan gangguan kecemasan.Baca juga: Cara Mencintai Diri Sendiri di Tengah Keriuhan Media Sosial
Mengapa wanita lebih sering terkena stres dibanding pria? Pertama, otak wanita membuat mereka lebih sensitif daripada pria terhadap stres dan kurangnya kontrol. Area limbik otak wanita yang membantu mengendalikan emosi dan ingatan sangat aktif, membuat mereka ingat sakit dan sedikti lebih siap.
Selain itu, berbagai tuntutan mulai dari mengasuh anak dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rumah tangga. Berarti bahwa fokus wanita cenderung lebih tersebar.
Otak yang tidak fokus adalah sumber stres lainnya. Radar pelindung seorang ibu untuk anak-anaknya juga yang membuat wanita merasakan ancaman lebih cepat dan terjebak memikirkannya.
Sebuah penelitian yang mengukur aktivitas otak menemukan bahwa ketika membayangkan peristiwa yang dipersonalisasi dan sangat menegangkan, bagian otak pria berorientasi pada tindakan dan perencanaan terlibat secara aktif. Sementara otak wanita sibuk memvisualisasikan dan memproses pengalaman secara kognitif dan emosional.
Penelitian juga melihat ketika pria dan wanita mengalami kecemasan yang intens, daerah otak yang aktif pada wanita, tidak aktif pada pria. Ini menunjukkan bahwa wanita cenderung terjebak dalam proses stres mereka, mengubahnya berulang-ulang dalam pikirannya dan menatanya kembali.
Itu mungkin menjelaskan mengapa wanita cenderung memberikan dukungan emosional kepada seseorang yang sedang stres. Sedangkan pria mungkin menawarkan nasihat atau sesuatu yang nyata seperti uang atau bantuan fisik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)