Bahkan Arthritis Foundation menyarankan untuk mengonsumsi jahe sebagai suplemen. Hal itu demi mendukung kesehatan sendi.
"Jahe memiliki sifat anti-inflamasi, anti-ulkus dan antioksidan, serta sejumlah kecil properti analgesik," kata Roberta Lee, MD, wakil ketua Departemen Pengobatan Integratif di Beth Israel Medical Center.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dengan kata lain, jahe dapat membantu dengan rasa sakit dan peradangan yang dapat berasal dari peregangan otot-otot Anda," sambungnya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Pain, jurnal resmi American Pain Society, menguji efek dari mengonsumsi jahe. Baik secara mentah atau yang sudah diolah selama 11 hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa mengonsumsi jahe secara rutin dapat mengurangi sakit pada otot setelah berolahraga. Namun manfaat jahe tidak hanya berhenti sampai di situ.
"Jahe memiliki efek antibakteri yang kuat dan mungkin berguna untuk meredakan gejala pilek dan flu," kata Christy Brissette, MS, RD, dari 80 Twenty Nutrition, kepada Elite Daily.
Sementara itu untuk memilih cara mengonsumsi jahe yang paling tepat, Shauna McQueen, MS, RD, menyarankan untuk memilih jahe dalam bentuk bubuk. Cara itu lebih baik dibandingkan dengan jahe utuh. Sebab jahe yang berbentuk bubuk lebih terkonsentrasi dibandingkan jahe yang masih utuh.
"Banyak yang mungkin merasa bahwa jahe yang sudah berbentuk bubuk lebih nyaman. Tetapi dari sudut pandang kuliner, jahe segar memberi rasa yang lebih baik pada makanan. Namun tetap saja kedua pilihan itu sama-sama bergizi," terang McQueen kepada Elite Daily.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)