"Saya menyaksikan sendiri dua orang di Ruangan ICU, itu menunjukkan kemampuan rumah sakit ini menangani kasus Dengue Shock Syndrome (DSS), itu luar biasa," ujar Terawan di RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang, NTT, kemarin.
DSS atau sindrom syok karena dengue ini berbahaya, bahkan pasien yang terserang DSS rentan memburuk kondisi kesehatannya dan cenderung tidak bisa diselamatkan. Namun, ia melihat beberapa kondisi pasien yang mengalami DSS telah membaik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menkes Terawan pun menyampaikan apresiasinya terkait penanganan yang dinilai baik. Sebab, dibutuhkan pemahaman yang tepat oleh para tenaga medis yang menangani DSS.
"Di sini (RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang) bisa selamat, saya angkat jempol dan salut kepada tim dokter di sini, artinya bekerja sangat profesional," ungkapnya.
Selama kunjungannya ke NTT kali ini, Menkes Terawan mengirimkan bantuan tenaga medis, termasuk dokter spesialis dengan subspesialis infeksi. Ada perbedaan untuk penentuan dokter yang ditugaskan di rumah sakit Kupang dan Kabupaten Sikka.
Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Sebab, katanya, penderita DBD tidak bisa digeneralisasikan bahwa hanya anak-anak atau orang dewasa.
"Artinya tepat bawa dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam (di Kabupaten Sikka). Kalau di sini (Kupang) sudah tepat bawa dokter spesialis anak karena banyak pasien anak-anak," jelasnya.
Sementara saat menemui kondisi beberapa pasien, ia mengajak ngobrol mereka, mengingatkan agar mereka kuat makan dan minum, serta menjalani hidup bersih dan sehat. Sembari itu, pasien diberikan semangat agar bisa segera sembuh dari penyakit DBD yang diderita mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
