Terdapat variasi dalam seberapa baik individu menyerap vitamin D dari matahari, bisa dari makanan maupun memprosesnya dalam tubuh mereka. Tentu saja, ada perbedaan dalam paparan sinar matahari berdasarkan musim, garis lintang, dan faktor-faktor lainnya.
Seiring bertambahnya usia, kapasitas kulit Anda untuk menghasilkan vitamin D dengan paparan sinar matahari pun berkurang. Hal itu disampaikan oleh Arefa Cassoobhoy, MD, MPH, selaku internis bersertifikasi, dalam tulisannya di WebMD.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Orang dengan kulit yang lebih gelap membutuhkan lebih banyak paparan sinar matahari untuk membuat vitamin D. Jika Anda menyandingkannya dengan waktu terbatas di luar rumah, misalnya, seorang Afrika Amerika yang lebih tua di panti jompo, risiko kekurangan vitamin D bisa tinggi.
Juga perlu diingat bahwa penyakit tertentu dapat membuat Anda pada risiko kekurangan. Vitamin D sendiri merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Orang yang obesitas mungkin memiliki kadar rendah karena lemak tubuh dapat memerangkap vitamin D dan mencegahnya mencapai aliran darah.
Penyakit yang menyebabkan penyerapan lemak yang buruk termasuk penyakit celiac. Juga penyakit Crohn dapat menyebabkan penyerapan vitamin D yang buruk dari makanan.
Di sisi lain, mereka yang menderita penyakit ginjal kronis atau penyakit hati mungkin tidak dapat memproses vitamin D yang diperoleh dari paparan sinar matahari. Begitu juga dari diet dalam pemenuhan vitamin D.
Lantaran pentingnya vitamin D bagi tubuh, Anda bisa melakukan pemantauan kebutuhan dalam tubuh. Salah satunya, dapat memeriksa kekurangan vitamin D dengan tes darah.
Namun, tes ini tidak direkomendasikan secara universal untuk semua orang. Akan tetapi, bermanfaat untuk menentukan pengobatan bagi orang-orang yang berisiko tinggi karena paparan sinar matahari yang terbatas, kondisi medis, atau kesehatan tulang yang buruk termasuk osteoporosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
