Sjogren's syndrome merupakan salah satu penyakit autoimun yang bersifat kronik dan sistemik. Sekitar 90 persen penderita sjogren’s syndrome adalah perempuan dan umumnya terdiagnosis pada usia 40-an.
Namun, prevalensi di Indonesia belum diketahui. Hal tersebut disampaikan Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD, K-AI, Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM/RSUI dan Dewan Pembina Yayasan Sjogren’s Syndrome Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kemungkinan karena penyakit ini memiliki banyak gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga menyulitkan diagnosis," ujar Dr. Alvina dalam webinar Kenali Sjogren’s Syndrome: Penyakit Autoimun yang Sering Tidak Terdiagnosis oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe).
"Gejala juga dapat muncul tidak dalam satu waktu sehingga pasien kadang tidak menyadari dan tidak menganggapnya sebagai suatu masalah yang perlu diobati," tambahnya.
Sementara itu, penyakit autoimun merupakan suatu kondisi dengan terdapat gangguan fungsi kekebalan tubuh, sehingga menyerang sel tubuh sendiri. Sjogren’s syndrome terutama menyerang kelenjar air liur. Selain itu, berbagai organ lain dapat terkena, seperti saraf, paru, ginjal, dan saluran cerna.
Penyakit ini bisa ditangani dengan sejumlah upaya. Salah satunya dengan menjaga imunitas tubuh, yakni melalui konsumsi gizi yang seimbang, rutin berolahraga, melakukan istirahat yang cukup, dan mengonsumsi vitamin D. Sebab, pasien autoimun memiliki kadar vitamin D yang rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)