Menurut Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro EnteroHepatologi, orang dengan happy hypoxia syndrome seharusnya dirawat di rumah sakit. Di sini pengecekan berkala akan dilakukan.
“Kalau mengalami hypoxia harus dirawat di rumah sakit. Perawat akan mengecek reguler saja, sekitar empat sampai enam jam paling. Akan tetapi, jika pasien sudah mengalami istilahnya penurunan kadar oksigen cukup berat, maka oskimeternya sudah terpasang terus,” ungkapnya dalam live instagram "Apa Kata Dokter: Mengenal Happy Hypoxia Pasien Covid-19."
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Jadi memang tidur sudah pakai monitor. Monitor jantung, pernapasan, nadi, dan termasuk monitor saturasi,” lanjutnya.
Lalu bagimana dengan orang yang belum terdeteksi positif covid-19? Prof. Ari menjelaskan bahwa bila Anda tidak memiliki keluhan terkait gejala covid-19 maka Anda tidak membutuhkan alat ini. “Kalau tidak ada keluhan, tidak usah,” pungkasnya.
“Ini jaga-jaga saja. Umpamanya ada gejala demam, batuk, pilek, belum ada diagnosis, maka paling tidak ini (oksimeter) membantulah. Secara awam bisa lihat saturasinya berapa tapi memang terutama pada orang tua yang mengalami PPOK (kelompok penyakit paru-paru yang menghalangi aliran udara dan membuat sulit bernapas). Ini kita perlu juga ada alat ini di rumah,” jelasnya. Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen dalam arteri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)