Salah satu Penyintas Sjogren’s Syndrome, Ir. Yennel S. Suzia, MSc, menceritakan pengalamannya. Saat awal, ia tidak tidak terpikirkan akan penyakit autoimun tersebut.
"Setelah mengalami kelumpuhan di rumah dan mengira stroke, saya akhirnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit dan setelah melalui beberapa tes termasuk pengecekan autoimun, akhirnya saya diberitahukan oleh dokter bahwa menderita sindrom sjogren," ujar Yennel.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menyatakan bahwa sindrom sjogren mengakibatkan mulutnya kering, mata kering, dan badan terasa sakit. Setelah berkonsultasi, dokter menyarankan agar dirinya rutin mengonsumsi vitamin D 1000.
"Sindrom ini tidak membuat saya putus saya dan tetap semangat menjalani kehidupan dengan motivasi dan kegiatan positif," tuturnya.
Dr. dr. Alvina Widhani, Sp.PD, KAI menjelaskan bahwa penyakit autoimun merupakan suatu kondisi dengan terdapat gangguan fungsi kekebalan tubuh, sehingga menyerang sel tubuh sendiri. Sjogren’s syndrome terutama menyerang kelenjar air liur.
Selain itu, berbagai organ lain dapat terkena, seperti saraf, paru, ginjal, dan saluran cerna. Namun, penyakit ini bisa ditangani dengan sejumlah upaya.
Salah satunya dengan menjaga imunitas tubuh, yakni melalui konsumsi gizi yang seimbang, rutin berolahraga, melakukan istirahat yang cukup, dan mengonsumsi vitamin D. Sebab, pasien autoimun memiliki kadar vitamin D yang rendah.
"Tidak hanya dengan obat tapi bisa juga dengan meningkatkan daya tahan tubuh, manage pola hidupnya dengan baik, itu sering kali tanpa obat. Tapi kalau yang enggak, dia bisa juga dengan obat minimal," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)