Sebuah penelitian menemukan bahwa episode kronik dari tingkat gula dalam otak bisa memicu kemunculan penurunan kognitif, terutama kehilangan memori yang berujung pada penyakit Alzheimer. (Foto: Depositphoto)
Sebuah penelitian menemukan bahwa episode kronik dari tingkat gula dalam otak bisa memicu kemunculan penurunan kognitif, terutama kehilangan memori yang berujung pada penyakit Alzheimer. (Foto: Depositphoto)

Kekurangan Glukosa Picu Kerusakan Otak

Rona demensia
Sri Yanti Nainggolan • 03 Februari 2017 10:34
medcom.id, Jakarta: Sebuah penelitian menemukan bahwa episode kronik dari tingkat gula dalam otak bisa memicu kemunculan penurunan kognitif, terutama kehilangan memori yang berujung pada penyakit Alzheimer. 
 
Studi tersebut menunjukkan bahwa penurunan tingkat glukosa pada bagian otak yang berpengaruh pada pemprosesan ingatan atau hippocampus merupakan tahap awal dari kerusakan kognitif ringan, sebelum gejala dari masalah ingatan muncul. 
 
Hippocampus dan bagian otak lain pada dasarnya bergantung pada glukosa sebagai sumber energi. Jika berkurang, maka neuron akan kelaparan dan pada akhirnya mati. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kekurangan Glukosa Picu Kerusakan Otak
 
"Salah satu perubahan konsisten pada otak pasien dengan perbedaan tingkat kerusakan kognitif adalah penurunan ketersedian glukosa di hippocampus," tukas Domenico Pratico, Professor di Temple University di Pennsylvania, Amerika.
 
Penemuan tersebut juga menjelaskan mengapa diabetes lebih berisiko menyebabkan demensia terkait kerusakan otak karena penurunanan glukosa.
 
(Baca juga: 8 Fakta Mengejutkan tentang Stres)
 
Kekurangan Glukosa Picu Kerusakan Otak"Ada kemungkinan di mana jenis episode dari penurunan glukosa yang berhubungan dengan diabetes, kondisi dimana glukosa tak bisa memasuki sel," tambahnya. 
 
Selanjutnya, kerusakan memori juga ditemukan pada mekanisme dari akumulasi protein, atau dikenal dengan "phosphorylated tau". Protein tersebut mengendap dan berkumpul di otak membentuk kekusutan sehingga menyebabkan kematian neuronal. 
 
Studi yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Translational Psychiatry tersebut menggunakan model tikus yang diberikan deoksiglukosa 2 (DG), sebuah komponen yang menghentikan glukosa untuk masuk ke dalam sel. 
 
Hasilnya, tikus yang kekurangan glukosa tampil lebih buruk dalam uji ingatan secara signifikan dimana terjadi peningkatan dalam hal  "phosphorylated tau" dan jumlah sel mati secara drastis. Hal tersebut disebabkan karena fungsi sipnatik yang tak normal sehingga jalur komunikasi saraf menjadi rusak. 
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif