Sebuah studi yang dilakukan oleh Michael Norton di Harvard Business School pada tahun 2008 menyimpulkan bahwa memberikan sejumlah uang pada orang lain dapat meningkatkan kesejahteraan dan rasa bahagia, dibandingkan dengan membelanjakannya untuk diri sendiri.
Studi lainnya juga menyebutkan bahwa berbuat baik dengan berbagi juga dapat membuat panjang umur. Studi tersebut menganalisis hubungan antara murah hati dan berbagi kekayaan dengan harapan hidup atau lama usia seseorang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science tersebut menemukan hubungan antara berbagi kekayaan dengan lamanya masa hidup seseorang.
Penelitian ini mendefinisikan berbagi kekayaan yang juga menemukan arti bahwa berbagi berarti juga memiliki hubungan sosial yang kuat.
Dan tentu saja di masa pandemi covid-19 ini menjadi kesempatan terbaik bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan kepedulian kepada karyawan dan masyarakat.

(Dukungan dari perusahaan diharapkan ke depannya juga dapat membantu membentuk suatu sistem ketahanan ekonomi yang baik dalam melawan kondisi pandemi seperti saat ini. Foto: Istimewa)
Kegiatan kepedulian sosial yang dilakukan secara terstruktur dan berkesinambungan selain bisa memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar ternyata dapat dijadikan sebagai kegiatan humas yang baik bagi perusahaan.
Hal tersebut disampaikan Founder Center for Public Relations, Outreach and Communication (CPROCOM), Dr. Emilia Bassar, dalam menyikapi kegiatan Community Social Responsibilty (CSR) yang dilakukan oleh produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) dengan memberikan paket beras kepada sekitar 6000 karyawan dan 650 warga yang berada di dalam delapan lingkungan Rukun Tetangga sekitar pabrik GRP tepatnya di daerah Cikarang Barat.
“Bantuan untuk memberikan bahan pokok seperti beras itu sangat baik dan boleh dilakukan terutama pada saat pandemi seperti ini. Selain bantuan sembako, perusahaan juga bisa membantu peningkatan kapasitas untuk membantu ekonomi keluarga dari local community maupun karyawan. Misalnya saja seperti membuat beragam alat pelindung kesehatan,” ujar Emillia.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat
Emil, begitu sapaan akrabnya, mengatakan dalam merancang sebuah program CSR ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan. Setelah menyalurkan bantuan, hal paling utama adalah bagaimana kemudian memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.Lebih lanjut, Emil juga mengatakan contoh CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta yang sudah go public seperti GRP dengan membagikan paket sembako untuk masyarakat sekitar dapat dilanjutkan dengan dengan program membantu mengangkat potensi ekonomi lokal.
Misalnya, kata dia, “Mengembangkan produk lokal sebagai produk unggulan wilayah setempat. Tentunya dengan memelajari terlebih dahulu aspek kekuatan atau kelebihan dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hidup di sana,” ujarnya.
Dengan terciptanya pola pemberdayaan ekonomi di masyarakat, dan dukungan dari perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, seperti GRP lakukan pada saat ini. Maka diharapkan ke depannya kerja sama tersebut akan membantu membentuk suatu sistem ketahanan ekonomi yang baik dalam melawan kondisi pandemi seperti saat ini.
.jpeg)
(Di masa pandemi covid-19 ini menjadi kesempatan terbaik bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan kepedulian kepada karyawan dan masyarakat. Foto: Dok. Istimewa)
Secara terpisah, Presiden Direktur GRP Argo W Sangkaeng mengatakan perusahaan merasa terpanggil untuk menunjukkan kepedulian di masa pandemi.
“Kondisi pandemi covid-19 yang masih berlangsung saat ini, sangat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi masyarakat. Kami berharap, dengan bentuk kepedulian ini kami bisa membantu karyawan terutama masyarakat sekitar. Selanjutnya kami juga berharap, perusahaan, karyawan dan masyarakat bisa berjuang bersama-sama menghadapi situasi ini,” ungkap Argo.
Hal senada disampaikan Kimin Tanoto, komisaris GRP. Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian dari jajaran komisaris terhadap karyawan GRP dan masyarakat sekitarnya. “Semoga kita tetap bersatu dan bersemangat menghadapi situasi pandemi ini,“ jelas Kimin Tanoto.
Dengan dukungan karyawan, dia menegaskan, GRP memang terus berusaha meningkatkan kinerja. Sebagai produsen baja swasta terbesar nasional, saat ini GRP telah memiliki kapasitas produksi 2,8 juta ton per tahun atau sekitar 12 persen dari kapasitas produksi baja nasional. Selain pasar nasional, produk baja GRP merambah ke mancanegara, antara lain Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)