Jakarta: Stroke dan aneurisma otak keduanya adalah penyakit yang berbahaya dan terkadang bisa mematikan. Kedua penyakit tersebut bisa terjadi pada usia berapa saja.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, keduanya juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak sehingga tidak jarang banyak orang yang sulit membedakan keduanya.
"Stroke dan aneurisma otak adalah istilah yang sering Anda dengar dan banyak orang tidak sepenuhnya mengerti apa yang mereka maksudkan," kata ahli saraf Jessica Carpenter, MD.
"Keduanya adalah kondisi yang melibatkan pembuluh darah di kepala."
Stroke terjadi ketika suplai darah terputus ke bagian otak Anda yang dapat menyebabkan jaringan otak mati karena oksigen dan kehilangan nutrisi.
Ada dua jenis stroke menurut Dr Carpenter, "Yang pertama adalah 'stroke iskemik,' yang terjadi ketika pembuluh darah tersumbat dan jaringan otak di belakang pembuluh darah rusak secara permanen karena kurangnya aliran darah atau oksigen. Yang kedua adalah 'stroke hemoragik,' yang terjadi ketika ada pendarahan di otak."
Sedangkan Menurut Dr Carpenter, aneurisma otak adalah tonjolan dinding pembuluh darah yang tidak normal. "Pendarahan akibat aneurisma otak yang pecah adalah jenis stroke hemoragik."
(Baca juga: Enam Gejala Stroke yang Seringkali Diabaikan)
.jpg)
(Aneurisma adalah pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah. Sedangkan stroke adalah kerusakan otak akibat gangguan suplai darah. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Itu membantu menjelaskan banyak kebingungan antara stroke dan aneurisma otak karena ketika aneurisma otak pecah, itu dianggap sebagai jenis stroke.
"Aneurisma otak sering tidak memiliki gejala kecuali jika ada kerusakan pada dinding pembuluh yang menyebabkan pendarahan," kata Dr Carpenter.
Dalam beberapa kasus, aneurisma otak mungkin tumbuh cukup besar untuk memengaruhi saraf dan menyebabkan rasa sakit di dekat mata, penglihatan berbayang, atau pupil yang membesar.
Tetapi jika aneurisma otak pecah, itu akan langsung berkembang dengan cepat. "Pasien sering mengalami sakit kepala yang sangat berat dan menyerang secara tiba-tiba. Nyeri leher, kejang, atau menurunnya kesadaran juga dapat terjadi."
Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu stroke yang bisa Anda kontrol, seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok, mengurangi stres, dan mengurangi asupan minuman soda dan beralkohol.
Dan faktor pemicu stroke yang tidak bisa dikontrol di antaranya adalah, beberapa kondisi medis, dan juga faktor keturunan. Sedangkan pada aneurisma otak, faktor yang bisa menjadi pemicunya adalah usia, tekanan darah tinggi, dan juga faktor keturunan.
Ada beberapa cara untuk membantu mengurangi risiko mengembangkan kedua kondisi tersebut. "Dua perubahan gaya hidup yang paling penting adalah berhenti merokok dan mengendalikan tekanan darah tinggi," kata Robert Segal, MD, co-founder of LabFinder.com.
"Perubahan kesehatan penting lainnya adalah mengendalikan kolesterol dan berolahraga secara teratur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)