SICW 2025 x GovWare
SICW 2025 x GovWare

SICW 2025 x GovWare

Identitas Jadi Titik Lemah Utama Keamanan Siber, Alasannya?

Mohamad Mamduh • 24 Oktober 2025 12:50
Jakarta: Identitas digital kini menjadi garis pertahanan terlemah dalam keamanan siber global. Laporan terbaru yang dipublikasikan di GovWare menyoroti bagaimana kredensial yang dicuri telah menjadi pintu masuk utama bagi mayoritas serangan siber, termasuk ransomware, dan tren ini diperkirakan akan terus meningkat.
 
Serangan siber modern tidak lagi mengandalkan teknik rumit. Sebaliknya, peretas memanfaatkan kredensial yang berhasil dicuri untuk menembus sistem. Dengan akses tersebut, mereka dapat meningkatkan hak istimewa, bergerak lateral di dalam jaringan, hingga mengenkripsi atau mencuri data penting untuk kemudian meminta tebusan.
 
Yang lebih mengkhawatirkan, bukan hanya karyawan internal yang menjadi sasaran. Penyedia layanan pihak ketiga—seperti vendor IT atau perusahaan outsourcing—sering kali memiliki akses istimewa tanpa pengawasan ketat, sehingga menjadi target empuk bagi pelaku ancaman.

Banyak organisasi mengandalkan autentikasi multi-faktor (MFA) sebagai benteng utama. Namun, MFA terbukti tidak mampu menjangkau aplikasi lama (legacy), antarmuka command-line, maupun basis data penting. Celah ini membuat sistem inti perusahaan tetap terekspos.
 
Selain itu, akun layanan (service accounts) yang digunakan antar-mesin untuk menjalankan proses otomatis juga menjadi titik rawan. Akun-akun ini sering tidak terdokumentasi, tidak diawasi, dan tidak bisa dimatikan tanpa risiko gangguan sistem. Dalam banyak kasus, jumlah akun layanan yang aktif bisa lima kali lebih banyak dari yang diketahui perusahaan.
 
Tantangan lain muncul dari fragmentasi sistem identitas. Perusahaan kini harus mengelola Active Directory yang sudah berusia puluhan tahun, bersamaan dengan platform modern seperti Azure AD atau Okta. Setiap sistem memiliki istilah, kontrol, dan antarmuka berbeda, sehingga menciptakan celah keamanan yang mudah dieksploitasi.
 
Menjawab masalah ini, Silverfort menawarkan solusi berbeda dengan mengintegrasikan langsung ke penyedia identitas tanpa perlu agen tambahan atau perubahan arsitektur sistem. Pendekatan ini memungkinkan kontrol terpadu atas seluruh upaya autentikasi, baik dari Active Directory, Azure AD, maupun Okta.
 
Dengan metode ini, MFA dan kebijakan keamanan dapat diterapkan bahkan pada sistem lama yang sebelumnya dianggap mustahil untuk diamankan. Proses implementasi juga relatif cepat: 80 persen perusahaan yang mencoba uji teknis Silverfort akhirnya menjadi pelanggan tetap.
 
Solusi ini bahkan telah mendapatkan akreditasi dari Infocomm Media Development Authority (IMDA) Singapura untuk penggunaan di lingkungan cloud maupun on-premises, menegaskan keandalannya dalam memenuhi standar keamanan ketat.
 
Jumlah serangan akan terus meningkat, bukan karena teknik baru, melainkan karena semakin kompleksnya lanskap identitas digital. Migrasi ke cloud, transformasi digital, hingga adopsi AI justru menambah kerentanan baru tanpa menutup celah lama.
 
Dalam kondisi ini, pendekatan keamanan identitas yang terpadu menjadi kebutuhan mendesak. Silverfort menekankan bahwa perlindungan identitas harus mencakup sistem lama maupun modern secara bersamaan, agar organisasi tidak terus-menerus menjadi korban eksploitasi kredensial.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan