Ilustrasi-Pexels
Ilustrasi-Pexels

Apakah Orang Introvert Cenderung Blak-blakan?

Rona psikologi
Sunnaholomi Halakrispen • 26 Mei 2020 07:05
Jakarta: Konon, orang yang introvert biasa dikenal sebagai orang yang pendiam. Kemudian, muncul beberapa pernyataan bahwa orang introvert juga bisa bicara dengan blak-blakan. Apakah hal tersebut benar berdasarkan ilmu psikologi?
 
"Seorang yang introvert salah satu ciri khasnya adalah spontanitasnya rendah. Dia butuh berpikir terlebih dahulu baru berbicara," ujar Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Efnie Indrianie, M.Psi. kepada Medcom.id.
 
Apabila ditanyakan soal seorang introvert memiliki kecenderungan berbicara blak-blakan dan mengatakan hal-hal yang tidak benar dalam keadaan terdesak, Efnie pun menanggapinya. Dalam hal ini, harus dibedakan terlebih dahulu pemahaman tentang orang introvert dengan mereka yang hanya mengaku sebagai orang introvert.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Sebaiknya harus dibedakan antara introvert dengan yang suka menggunakan persona (topeng) saat berada di situasi sosial atau di hadapan orang lain," paparnya.
 
Efnie menjelaskan bahwa persona (topeng) adalah image yang berusaha ditampilkan oleh seseorang di hadapan publik. Belum tentu bahwa apa yang ditunjukkan ke hadapan publik merupakan dirinya yang sesungguhnya.
 
"Hal ini bisa di-setting atau disesuaikan dengan tujuan yang akan diraih. Hal ini juga biasanya dikaitkan dengan karier seseorang juga," jelasnya.
 
Sedangkan orang benar-benar introvert adalah mereka yang banyak melakukan refleksi ke dalam diri. Sehingga, dia tetap bisa komunikatif dan sociable dengan orang-orang di sekitarnya.
 
"Dia akan membatasi diri sehingga orang lain tidak mudah mengetahui hal yang terdalam tentang dirinya. Dia tetap bisa curhat, namun hanya dengan sahabat-sahabat terdekat," ucapnya.
 
Curahan hati yang disampaikan kepada teman terdekat pun hanya sebagian hal. Sebagian yang lainnya, justru ia putuskan untuk tetap menjadi rahasia pribadinya. Berdasarkan ilmu psikologi, orang introvert lebih memilih memendam sebagian perspektif.
 
"Itu memang karena orang-orang seperti ini mengutamakan proses berpikir yang bersifat personal dan melakukan analisa sendiri, tapi bukan karena menghindari faktor risiko," pungkas Efnie.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif