Tak ayal, anak-anak masa kini jarang sekali mendengar dongeng, yang pada era-era terdahulu sangat populer. Bahkan tak jarang, anak-anak generasi emas tak bisa membedakan mana dongeng, mana cerita fantasi.
"Kalau bicara ilmu dari sastra anak, dongeng itu bagian dari cerita rakyat. Orang awam sering mencampuradukkan dongeng dengan cerita fantasi," ujar sastrawan Murti Bunanta, dalam Metro News, Senin 20 Maret 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Murti mengatakan dongeng biasanya berasal dari cerita rakyat yang diceritakan tanpa penulis, sementara cerita fantasi biasanya dikarang sendiri dan bisa dikembangkan tergantung kebutuhan.
Pada masa sekarang, dongeng menjadi barang yang mulai langka. Namun, Murti tak sependapat. Sebab menurut dia, banyak pula generasi muda yang suka mendongeng.
"Bercerita itu membuka komunikasi untuk dekat dengan anak. Bisa melalui buku, juga alat-alat peraga. Jadi ada banyak cara untuk mendongeng," katanya.
Untuk membuat dongeng menarik, kata Murti, bisa dilakukan berbagai macam cara. Salah satunya melibatkan partisipasi pendongeng dan anak-anak sebagai penontonnya. Misalnya dengan bercerita dengan sesekali diselingi gerakan.
Menurut Murti, budaya dan tradisi mendongeng tidak boleh hilang. Sebab, Indonesia sendiri kaya akan cerita rakyat yang latar belakangnya bisa dari mitos atau legenda yang seharusnya bisa dilestarikan.
"Saya sendiri memilih untuk merevitalisasi cerita rakyat, apakah itu dongeng, legenda atau mitos. Karena kita punya kekayaan luar biasa dan harusnya tidak boleh hilang karena mengandung budaya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(MEL)