Penghargaan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu buku kumpulan cerpen, novel, dan puisi. Buku yang dinilai adalah karya berbahasa Indonesia yang terbit sepanjang tahun 2024.
Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, yaitu:
- Kategori Cerpen diraih oleh Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama
- Kategori Novel diraih oleh Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday
- Kategori Puisi diraih oleh Hantu Padang karya Esha Tegar Putra.
Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 juga menerima Trofi Kusala Sastra Khatulistiwa. Trofi didesain oleh perupa Cecil Mariani.
Baca juga: Merawat Warisan Sastra Lewat Festival Hujan Bulan Juni |
Ttofi berbentuk abstraksi kurva khatulistiwa yang bergerak, dengan spiral spektral, menulis narasi baru yang terus berkembang. Selayaknya gerak susastra yang berdialektika dengan gagasan, pemikiran, gerak intuisi, dan imajinasi karya kolektif berkelanjutan. Landasan batu tinta (inkstone) merujuk kepada tradisi karya tulisan yang panjang.
Malam Anugerah KSK juga mengenang tokoh-tokoh sastra yang telah berpulang yang memberi jejak dalam sastra Indonesia, khususnya pada KSK. Mereka adalah Richard Oh, penggagas dan penyelenggara KSK selama dua dekade, Hamsad Rangkuti penerima Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2003, Sapardi Djoko Damono pemenang KLA tahun 2004, Gunawan Maryanto pemenang KLA tahun 2010, Remy Sylado pemenang KLA tahun 2002, Joko Pinurbo pemenang KLA tahun 2005 dan KSK tahun 2015.
Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2025 mendapat dukungan dari Dana Indonesiana, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News