“Ini karena hal ini akan menyebabkan stres pada ibu dan anak, juga bisa menyebabkan terjadinya masalah pada payudara (saluran ASI tersumbat menjadi mastitis hingga akhirnya terjadi abses/nanah),” ujarnya.
Untuk itu, ia menganjurkan sembilan cara menyapih tanpa paksaan yang bisa dijadikan acuan oleh para orang tua seperti berikut ini:
1. Lakukan secara perlahan-lahan
Jangan langsung menyapih anak, lakukan secara bertahap seperti mengurangi frekuensi menyusu. “Biasanya empat kali sehari maka secara perlahan diubah tiga kali dalam sehari, hingga akhirnya berhenti," paparnya dalam Roompi di Orami Parenting App dengan Tema Weaning with Love: Cara Terbaik Menyapih Tanpa Paksaan.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Penurunan frekuensi menyusui juga merupakan cara agar anak bisa makan lebih banyak dan payudara ibu menurunkan produksi secara perlahan-lahan sehingga tidak membuat payudara ibu bengkak (hal ini tentu bisa menambah beban si ibu),” tambahnya.
2. Perbanyak kontak dengan bayi
Ia menjelaskan bahwa hal ini dilakukan sehingga bayi dan ibu tidak mengalami stres saat proses menyapih dilakukan. Menjauhi bayi saat menyapih tidak membantu melancarkan proses menyapih itu sendiri. Kedua pihak cenderung merasa sama -sama tidak nyaman jika berpisah..jpg)
(Alihkan atau sibukkan anak dengan hal lain untuk tahapan menyapih bayi tanpa paksaan. Foto: Pexels.com)
3. Alihkan perhatian anak
Alihkan atau sibukkan anak dengan hal lain adalah cara lain yang bisa Anda gunakan. Ada banyak kegiatan selain menyusui yang bisa dilakukan ibu dan anak. “Misalnya baca buku ke anak, bermain, atau bernyanyi. Hingga anak melupakan saat menyusu,” paparnya.4. Komunikasi
Komunikasi adalah kunci paling utama untuk kelancaran manyapih. “Bina komunikasi yang baik dengan anak kita ya. Ingat dan percayalah bahwa anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan untuk memahami kata-kata dari orang di lingkungan sekitarnya terutama ibunya,” ungkapnya.5. Lakukan saat mood anak baik
“Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, atau marah,” ungkapnya.6. Jangan alihkan ke empeng
Dr. Christy menjelaskan bahwa Anda perlu menghindari menyapih anak dengan mengalihkan menyusu ke susu lain ataupun benda lain seperti empeng, atau botol susu. Minta tolonglah pada ayah untuk membantu proses menyapih.“Di sini peran Ayah juga sangat dibutuhkan untuk ikut berinteraksi dengan anak dan mengalihkan perhatiannya dari menyusu. Misalnya, sebelum tidur menemani si anak pipis, sikat gigi serta membacakan buku cerita,” jelasnya.
7. Jelaskan dengan anak pelan-pelan
Kembali lagi, poin paling penting adalah komunikasi. “Ajak anak berkomunikasi dan berdiskusi. Jelasin dengan baik alasan dan proses menyapih yang akan dilakukan. Sampaikan ke anak ‘pelan-pelan nanti nenennya kita ganti pakai gelas yuk’,” ungkapnya.“Menyapih tanpa komunikasi apa pun dapat menyakitkan hati si anak. Jangan sampai anak merasa bahwa dengan menyapih, si ibu membencinya,” lanjutnya.
8. Gunakan teknik sounding
Ia menjelaskan bahwa teknik sounding dikukan dengan menanamkan sugesti positif secara berulang. Tanpa kata negatif seperti "Jangan" dan "Tidak". “Sugesti positif dilakukan secara berulang-ulang dengan kalimat yang sama tiap harinya (biasanya sebelum tidur malam) agar dapat tertanam di dalam pikiran bawah sadar si anak,” jelasnya.9. Apresiasi
Apresiasi juga diperlukan. Dr. Christy menganjurkan agar para orang tua memberi penghargaan dan ucapkan terima kasih sekaligus atas perubahan baik yang si anak capai. Hal ini dapat membuat anak semakin semangat dan percaya diri untuk menyapih dari si ibu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)