"Ini wadah yang bagus untuk memaksimalkan promosi dan pemasaran. Saya amati, pengrajin dari Sumbar sendiri sudah bisa melihat peluang pasar. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Itu sebabnya, kita tidak boleh melewatkan acara semacam ini," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat Drs. H. Burhasman, MM, saat dijumpai Metrotvnews.com di Jakarta Convention Center, Rabu (20/4/2016).
Burhasman berpendapat, Inacraft adalah ajang yang tepat bagi para pengrajin untuk saling belajar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Yang ikut acara ini ada 34 provinsi. Kita jadikan ini ajang studi banding, kita tengok juga produk daerah lain. Bisa saja daerah lain punya packaging atau konten ang lebih bagus? Kan kita bisa saling tukar ilmu," kata Burhasman, menambahkan.
Potensi Pasar Besar
Kerajinan Sumatera Barat tak lepas dari unsur-unsur budaya. Mulai dari tenun, batik, hingga produksi rumah tangga. Karakteristik tersebut harus tetap dipertahankan, bukan hanya sebagai wujud pelestarian budaya, tetapi juga meningkatkan roda perekonomian pengrajin, khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Pasar Sumbar sangat potensial. Konsumen dari Malaysia yang membeli produk kami pernah mengatakan, belum pernah melihat produk seperti yang kita buat," kata Burhasman.
Selain dari mulut ke mulut, para pengrajin juga mulai menjual produknya ke pasar digital.
"Dari Bukalapak, misalnya. UMKM Padang punya omzet Rp6 miliar. Tapi kita punya target yang lebih besar dari itu," urainya.
Saat ini, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mengarahkan para pengusaha UMKM untuk memerhatikan kemasan produk yang mereka pasarkan.
Ke depannya, pemerintah juga akan membantu para pengrajin untuk mendapatkan kemasan produk dengan harga terjangkau untuk meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)