"Harga sewa di sini kurang lebih Rp2 juta (selama Ramadan). Wajar sih, soalnya pembelinya juga semakin banyak," kata salah satu pedagang ketan durian, Ali di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Ali yang sehari-hari berjualan di beberapa perkantoran menyatakan ada perbedaan keuntungan dari hari biasa ia berjualan. "Kalau biasa jualan di kantor-kantor tiap hari keuntungan Rp600 ribu hingga Rp700 ribu, tapi kalau di pasar ini bisa meningkat empat kali lipat dari hari biasa," katanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Salah satu pedagang kue, Julianto, mengatakan omzetnya meningkat saat berjualan di tempat ini tiap tahun. "Saya telah berjualan di tempat ini mulai dari Ramadan 2011. Kini keuntungan yang didapat mencapai dua kali lipat per harinya," ujar pria asal Bogor itu.
Suasana pasar yang mulai ramai pengunjung sekitar pukul 15.00 WIB ini tidak hanya dipenuhi penjual makanan ringan, tapi juga penjual makanan berat (lauk pauk). Kenaikan omzet juga dirasakan pedagang nasi dan lauk pauk, seperti telur kecap, mi bihun, dan ayam goreng. Salah seorang pedagang lauk pauk Ida mengatakan ada kenaikan omzet satu kali lipat dari hari biasa daripada berjualan di sekitar kantor PT Telkom di kawasan Blok M, Jakarta Pusat.
"Saya merasakan perbedaan pendapatan di sini (Benhil) dengan di Telkom. Biasanya di Telkom hanya dapat Rp500 ribu sedangkan di sini bisa naik," katanya. Di pasar ini, tidak hanya dijumpai makanan khas Indonesia, tapi juga makanan khas negara lain, seperti makanan khas Tiongkok seperti dim sum.
"Pada hari biasa, kita jualan di daerah Bulungan hanya habis 100 porsi, sedangkan di sini kita bisa habis lebih dari 150 porsi," ujar salah seorang pedagang lainnya, Abdul Hakim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (PRI)
