Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Warga Kashmir berbuka puasa bersama/greaterkashmir.com.
Warga Kashmir berbuka puasa bersama/greaterkashmir.com.

Warna-warni Ramadan di Kashmir

Meilikhah • 08 Juli 2014 14:39
medcom.id, Srinagar: Sebuah wilayah di utara sub-benua India, Kashmir, kini menjadi negara dengan mayoritas penduduk muslim. Mereka terdiri dari muslim India, Pakistan dan Tiongkok. Negara yang memulai Ramadan pada 30 Juni 2014 itu juga memiliki budaya lokal sebagaimana penduduk muslim di negara lain.
 
Di Kashmir, terutama di daerah perkotaan, seringkali warga menyewa jasa seseorang yang diberi nama Sahar Khwaan untuk membangunkan sahur. Sahar Kwan diberi tugas untuk berkeliling di sekitar rumah penduduk pada jam-jam sahur dengan memukul drum untuk membangunkan sahur. Kegiatan Khwaan Sahar ini rupanya sudah menjadi tradisi keluarga.
 
Seperti halnya negara-negara muslim di dunia, Kashmir juga memiliki makanan khas yang hanya disediakan di bulan Ramadan. Ada Babri Treish dan Kanne Sharbet, minuman tradisional khas Kashmir untuk berbuka puasa.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain makanan, hal lain yang menarik dari Kashmir adalah nyanyian tradisional yang disebut Rouff. Ini dinyanyikan oleh gadis-gadis kecil, terutama di daerah perdesaan. Sementara kaum laki-laki pergi salat Tarawih. Namun, nyanyian-nyanyian ini mulai menghilang seiring dengan militerisasi di Kashmir.
 
Sedikitnya 700 ribu angkatan bersenjata ditempatkan di zona sipil yang bertugas sebagai petugas keamanan. Dengan masuknya militer ke Kashmir membuat budaya perayaan Ramadan menjadi sepi. Ada kasus ketika paramiliter terlibat dalam serangan terhadap warga sipil saat bulan Ramadan tahun lalu dengan korban tewas sedikitnya 4 orang dan melukai 50 orang lainnya.
 
Tahun ini, hari Jumat pertama Ramadan, salat Jumat tidak diperbolehkan dilaksanakan di Srinagar, Ibu Kota Kashmir. Sebab, Srinagar berada di bawah pengepungan pasukan militer.
 
Ketika sebagian orang-orang di dunia manyambut Ramadan dengan gembira, beberapa orang di Kashmir justru menunggu orang-orang terkasih yang hilang, bahkan yang masih berada dalam penjara untuk berkumpul kembali.
 
Sedikitnya 10 ribu orang dinyatakan hilang di bawah militerisasi pasukan India, termasuk di dalamnya seorang ayah, saudara, anak-anak segala usia hingga yang dipenjara selama 22 tahun tanpa bukti. Beberapa lainnya tengah menunggu keadilan bagi mereka yang bersalah akibat kasus pembunuhan, pemerkosaan hingga penyiksaan. (worldbulletin.net)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(DOR)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif