Salah satu tradisi Ramadan masyarakat Sudan adalah menyiapkan menu berbuka di setiap jalan utama. Menariknya, yang menyiapkan menu berbuka puasa dan menjajakannya di jalan-jalan adalah warga yang bisa dikategorikan menengah ke atas atau kaya.
Mereka tidak segan mengajak para pejalan kaki hingga yang berkendara untuk berhenti dan merasakan makanan khas Sudan yang sudah disiapkan secara gratis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tradisi ini rupanya menjadi daya tarik dan antusiasme warga negara Indonesia yang ada di Sudan. Salah satunya KH Zainul Alim yang telah menjalani Ramadan di Sudan selama tujuh tahun.
Pria yang berprofesi sebagai Pengurus Cabang Istimewa NU di Sudan ini mengatakan asrama tempat tinggalnya hanya menyediakan menu berbuka sederhana. Maka itu, ia lebih senang datang ke jalan supaya bisa memilih menu makanan yang ingin disantap secara gratis pwersembahan para orang kaya di negara itu.
"Budaya di Sudan saat Ramadan itu berlomba-lomba melakukan kebaikan. Salah satunya (masyakat Sudan) menyediakan menu berbuka puasa di jalan-jalan utama. Ini menjadi kegiatan favorit mahasiswa," katanya kepada Metrotvnews.com, Senin (30/6/2014).
Selain mencari suasana dan menu berbuka yang baru, WNI di Sudan yang rata-rata tengah menuntut ilmu tersebut ingin bersosialisasi dan mengenal budaya negara yang memiliki cuaca panas hingga 45 derajat itu.
Selain iftar (buka puasa) on the road, pengalaman menarik lain yang bisa didapat di sana adalah tarawih keliling. Apa itu tarawih keliling? Zainul menuturkan setiap Ramadan masyarakat Indonesia membuat jadwal untuk salat tarawih keliling dari masjid ke masjid.
Berbeda dengan tarawih di Indonesia yang setiap rakaat pertama diawali surat Alfatihah dan surat-surat pendek, tarawih di Sudan biasanya memakai semua surat di Alquran dan mampu menkhatamkan satu juz dalam satu kali tarawih.
Dengan begitu selama sebulan, umat muslim di Sudan bisa mengkhatamkan Alquran. "Tarawih di sini bermacam-macam keliling dari masjid ke masjid. Misalnya hari ini kita ke Masjid Thaif Assalam, besoknya ke Masjid Umar bin Khatab. Biasanya setiap 8 rakaat bisa sampai 1 juz jadi selama Ramadan bisa mengkhatamkan Alquran. Imamnya pun berbeda-beda, diutamakan imam yang punya suara bagus supaya makmum bisa menikmati nyamannya tarawih," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (PRI)
