"Tim rukyat tidak berhasil rukyat hilal, karena terhalang awan tinggi dan tebal di titik matahari bulan terbenam," kata Kepala Seksi Kemasjidan, Hisab Rukyat, dan Pembinaan Syariah Bidang Urusan Agama Islam, Kanwil Kemenag DIY, Yosep Muniri dihubungi Medcom.id pada Kamis petang, 23 April 2020.
Yosep mengatakan, pantauan hilal dilakukan di Menara BNPB Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Ia mengatakan, pemantauan juga dilakukan di Bukit Brambang Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul,
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pantauan yang dilakukan dari bukit Brambang Patuk, Gunungkidul juga tidak bisa melihat (hilal)," kata dia.
Ia menambahkan, pantauan yang dilakukan Kanwil Kemenag DIY bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, Pengadilan Agama, Badan Hisab Rukyat atau BHR, serta Lembaga Kajian Astronomi Yogyakarta itu menggunakan tiga teropong. Adapun peserta pemantauan hilal dibatasi hanya 10 orang untuk mengantisipasi potensi penyebaran virus korona (covid-19).
"Hasil ini tetap kami sampaikan ke pusat (Kementerian Agama). Di pusat yang akan menjadikan pertimbangan dalam sidang isbat," jelasnya.
Ia memperkirakan, jika hilal tak tertutup mendung ketinggiannya diprediksi mencapai tiga derajat. Yosep mengatakan angka itu sudah memenuhi untuk sebagai dasar penentuan awal bulan ramadan karena minimal dua derajat.
"Kemungkinan besok (Jumat, 24 April) sudah masuk bulan ramadan. Kita menunggu sidang isbat Kementerian Agama," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (WHS)